Lihat ke Halaman Asli

Athira Rasyadah Ningtias

Mahasiswa aktif di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya

Melestarikan Mina Mendong: Upaya Mahasiswa KKN FBD-16 Desa Blayu dalam Memanfaatkan Media Sosial Sebagai Digital Marketing

Diperbarui: 10 Agustus 2024   18:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumen Pribadi

Pada masa ini, globalisasi membuat arus informasi dan perubahan terjadi dengan sangat cepat. Setiap manusia diharuskan untuk terus mengikuti perkembangan zaman, tak terkecuali sosial media. Selain untuk sarana komunikasi, sosial media juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana memperluas pasar kerajinan Mina Mendong, seperti upaya yang dilakukan oleh Mahasiswa KKN FBD-16 Jantra Desa Blayu dalam branding kerajinan khas Desa Blayu ini.

Desa Blayu merupakan desa yang terletak di kaki Gunung Semeru, Jawa Timur, menyimpan banyak kekayaan alam dengan tanah yang subur serta air yang melimpah.  Hal ini menjadikan banyaknya pertanian serta perkebunan, tak terkecuali mina mendong. Sayangnya, tanaman mendong yang dibudidayakan di atas kolam ikan nila ini semakin menurun peminatnya. Kurangnya promosi serta penggunaan teknologi yang tidak maksimal merupakan alasan utama kerajinan mendong.

Dengan demikian, sekumpulan mahasiswa KKN FBD-16 berinisiatif untuk melaksanakan penyuluhan literasi digital dan pengelolaan media sosial sebagai upaya guna meningkatkan pemasaran produk lokal Desa Blayu, terutama kerajinan mendong.

Kegiatan penyuluhan yang berlangsung pada Senin. 8 Juli 2024 ini disampaikan langsung oleh anggota kelompok KKN FBD-16 yaitu Firasyan Daffa, Ariel Rich, dan Athira Rasyadah mengenai cara mengelola akun Instagram dan cara membuat konten yang menarik. Mereka menjelaskan cara memanfaatkan fitur instagram secara efektif dan strategi yang tepat dalam membuat konten serta engagement agar konten yang dihasilkan menarik perhatian konsumen.
 
Dalam kegiatan ini, mahasiswa KKN FBD-16 Jantra Desa Blayu juga bekerja sama dengan organisasi - organisasi Desa Blayu, di antaranya Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) dan Karang Taruna. Melalui kerja sama dengan organisasi pemuda sebagai agent of change yang mendukung keberlanjutan dan pelestarian kerajinan mendong dalam jangka waktu yang panjang dapat memberikan dampak positif dalam pemasaran produk lokal dan pertumbuhan ekonomi desa secara keseluruhan.

 

Sumber: Dokumen Pribadi

Sumber: Dokumen Pribadi

Kegiatan ditutup dengan melakukan diskusi serta tanya jawab dengan peserta yang hadir mengenai keberlanjutan digitalisasi kerajinan mendong melalui sosial media dengan membentuk sebuah struktur untuk mengelola sosial media instagram, @minadongcrafting. Sehingga, dengan memanfaatkan teknologi digital dan media sosial, Desa Blayu diharapkan mampu meningkatkan daya saing produk lokalnya di pasar yang lebih luas, sekaligus memberdayakan masyarakat melalui literasi digital.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline