Lihat ke Halaman Asli

Maliihatul Athiifah

Get Your Miracle of Life~

Yuk, Kenali Resiko Obesitas Sentral Sejak Dini

Diperbarui: 14 Januari 2020   06:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Saat ini obesitas menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak. Mulai dari kalangan anak-anak sampai lansia banyak yang sudah mengalami obesitas. 

Menurut Lestari (2018) Obesitas adalah kondisi penimbunan lemak yang berlebih dan dapat menimbulkan resiko penyakit, sedangkan Obesitas Sentral atau abdominal adalah penumpukan lemak bawah kulit dinding perut dan rongga perut sehingga terlihat gemuk dibagian perut atau Obesitas yang terjadi di sekitar tengah tubuh. 

Nugroho (2019) mengatakan obesitas yang terjadi pada lansia dikarenakan kecenderungan konsumsi makanan atau minuman yang tinggi karbohidrat. Hal ini berpotensi menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi) pada individu tersebut. 

Persentase asupan gizi yang defisit tingkat berat pada asupan energi dan karbohidrat dapat mengakibatkan kadar gula yang tidak terkontrol, sehingga dapat berpotensi menyebabkan Hipertensi dan Diabetes Mellitus yang dipengaruhi oleh pola makan. 

Selain itu, pada lansia obesitas dikarenakan oleh proses fisiologis yang mulai menurun seperti hilangnya massa otot yang mengakibatkan penggunaan energi menjadi berkurang dan berdampak pada jaringan lemak yang akhirnya menumpuk.

Obesitas sentral juga dapat menjadi penyebab terjadinya hipertensi. Hasil penelitian Supriya dkk (2018) menyimpulkan bahwa tingkat kematian lebih tinggi pada wanita obesitas sentral dengan hipertensi. 

Penelitian yang dilakukan Gao dkk (2016) juga menyatakan adanya peningkatan prevalensi hipertensi dari 28% ke 37% pada kalangan penduduk wanita dewasa di pedesaan Lanzhou, China. Hal ini dikarenakan adanya hubungan antara kelebihan lemak tubuh dan tekanan darah yang juga berhubungan dengan peningkatan bodymass dalam populasi penelitian. Meningkatnya bodymass akan meningkatkan volume darah dan curah jantung yang kemudian mengarah pada meningkatnya aktivitas sistem saraf simpatik.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari terjadinya obesitas. Menurut Azkia (2018) salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengendalikan obesitas dan penyakit kronis lainnya adalah memperbaiki dan menjaga pola makan. Terdapat hubungan kejadian obesitas sentral dengan pola makan dan faktor resiko metabolik (Jain, 2018). 

Studi yang dilakukan Jain ini menyatakan adanya hubungan antara pola makan, variabel metabolisme dan ukuran obesitas sentral. Pola makan yang tidak baik dapat mengakibatkan obesitas sentral yang lebih parah dan komplikasi metabolik dapat menyebabkan kecenderungan mengalami Penyakit Jantung Koroner (PJK). 

Sedangkan Blevins dkk (2016) menyebutkan bahwa obesitas sentral dapat meningkatkan asam lambung yang dapat mengiritasi saluran pencernaan sehingga obesitas sentral ini dapat berpotensi mengakibatkan cedera esofagus oleh proses non-mekanik. Hal ini dapat mencerminkan adanya gangguan morfologis pada bagian epitel esofagus. Untuk menghindari hal tersebut sangat dianjurkan  untuk selalu menjaga pola makan yang teratur.

Penelitian Ghani (2016) mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara obesitas dengan penyakit jantung koroner yang disebabkan oleh obesitas dapat meningkatkan kolesterol, tekanan darah, resistensi glukosa, kadar trigliserida, serta penggumpalan darah. Jika terjadi peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida dalam tubuh, hal ini dapat menyebabkan munculnya thrombosis plak pada pembuluh darah yang nantinya dapat mengakibatkan penyakit jantung koroner. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline