Kebudayaan yang kaya merupakan salah satu potensi terbesar Desa Sukodono sebagai salah satu desa di Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Berbagai bentuk wadah untuk menghargai kebudayaan telah diwujudkan diantaranya dalam bentuk gebyar seni, festival, maupun perayaan akbar.
Salah satunya adalah Gebyar Suro yang rutin diadakan setiap tahun di Balai Desa Sukodono. Acaranya diramaikan oleh berbagai bentuk kesenian yang dilakukan oleh pegiat seni dengan rentang usia dewasa muda hingga usia senja. Poin penting yang disadari oleh anggota Kelompok 27 FBD Jantra Universitas Brawijaya adalah masih minimnya kesempatan yang sama untuk anak-anak. Kendati, anak-anak adalah pemegang peran penting dalam pelestarian budaya sebagai penerus bangsa.
Dengan berkolaborasi bersama panitia perangkat desa, program kerja Lumbung Seni Anak lahir disambut antusiasme yang membuncah dari masyarakat. Lumbung disini menjadi simbol ‘wadah’ bagi anak-anak pelestari berbagai bentuk kesenian di Desa Sukodono yang disediakan melalui program kerja ini. Lumbung Seni Anak berupaya aktif melibatkan anak-anak tingkat sekolah menengah sebagai perwakilan dari setiap dusun dengan berbagai bentuk kesenian seperti tari, pencak silat, dan kegiatan keagamaan.
Program kerja Lumbung Seni Anak (Lusena) dilaksanakan dalam dua tahapan yakni Pra-pelaksanaan dan saat kegiatan berlangsung. Pra pelaksanaan program kerja Lumbung Seni Anak terdiri atas beberapa kegiatan penting, diantaranya rapat dengan perangkat desa yang berkolaborasi dengan program kerja perangkat desa yakni gebyar suro. Melalui rapat diatas, menghasilkan beberapa keputusan yakni menghadirkan beberapa delegasi dengan berbagai penampilan berbeda dari setiap dusun.
Program kerja Lumbung Seni Anak dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 30 Juli 2024. Program kerja ini dilaksanakan sebagai salah satu acara pembuka rangkaian gebyar suro di Desa Sukodono. Program kerja Lumbung Seni Anak diawali dengan pembukaan oleh MC yakni perwakilan dari kelompok FBD Jantra 27. Setelah pembukaan dari MC, dilanjutkan oleh beberapa sambutan yakni dari koordinator kelompok, ketua pelaksana gebyar suro di bidang kebudayaan, dan Kepala Desa Sukodono yakni Bapak Suharto.
Setelah ketiga sambutan tersebut, acara berlanjut pada inti acara yakni Penampilan dari sekolah-sekolah (TPQ, MTs, dan SMP) yang ada di Desa Sukodono, dengan beberapa delegasi dari setiap dusun. Mulai dari dusun Wonosari yang mengirimkan perwakilan yakni TPQ Al-Kautsar dengan penampilan bernyanyi hymne metode pembelajaran Al-Quran.
Lalu ada perwakilan dari dusun Wonorejo yakni TPQ Al Manab dengan penampilan pidato da’i cilik dan TPQ Ar-Rohman dengan penampilan Qiroah dan Tartil Quran. Berikutnya, dari dusun Petung Sigar mengirimkan dua jenis penampilan dari MTs Al-Ikhlas yakni tradisi pencak silat dari pagar nusa dan tari ratoeh jaroe. Terakhir dari dusun Sawur terdapat perwakilan dari SMP PGRI 05 Dampit dengan penampilan tarian Jejer Gandrung dan pencak silat, serta perwakilan dari MTs Azharul Ulum dengan penampilan drama musikal Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso.
Luaran yang dihasilkan dari program kerja Lumbung Seni Anak dikemas dengan sederhana namun tidak menyederhanakan makna yang terkandung di dalamnya. Luaran tersebut berupa pentas seni anak yang sekaligus menjadi opening dari kegiatan Gebyar Suro Desa Sukodono. Penampilan anak-anak yang meriah mengundang warga untuk menyaksikan salah satu program kerja PKM JANTRA Kelompok 27 yang bertempat di Balai Desa Sukodono.
Sekitar 70 penampil mementaskan kesenian-kesenian yang terdapat di Desa Sukodono mulai dari tarian, nyanyian, fashion show, hingga pencak silat. Beberapa penonton menyoroti keindahan kostum yang digunakan oleh para penampil. Kostum dan aksesoris yang digunakan rata-rata berasal dari kreatifitas guru dan siswa di masing-masing sekolah.