Lihat ke Halaman Asli

Cerita Rakyat: Yang Hampir Hilang di Era Digital

Diperbarui: 6 Desember 2024   23:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi orang tua yang sedang membacakan cerita rakyat pada anaknya. (Sumber: Optik Tunggal)

Adakah yang tak tahu tentang cerita rakyat? Banyak, sebenarnya. Mereka, anak-anak diaspora yang tak dikenalkan orang tuanya dengan cerita-cerita populer seperti Malin Kundang atau Bawang Merah Bawang Putih. Mereka, anak-anak dengan orang tua yang entah terlalu sibuk---entah tidak peduli untuk mengajari anaknya. Padahal, cerita rakyat telah mengambil andil dalam membentuk karakter anak sejak bertahun-tahun lamanya. Yuk, simak pengaruhnya dalam pendidikan karakter anak!

Cerita rakyat sebenarnya sama dengan bentuk kesenian tradisional lainnya. Turun temurun hingga berkembang luas dan menjamur di seluruh negeri, serta banyak versinya tergantung yang menceritakan. Sayangnya, walau banyak orang yang memberikan anaknya les tari tradisional atau les untuk kesenian tradisional lainnya, tak banyak yang memilih cerita rakyat sebagai kesenian yang diturunkan ke anaknya. Anak hanya mendapat pengalaman membaca ceritanya di sekolah, itu pun hanya dari kutipan dua paragraf di buku Bahasa Indonesia.

Seperti kesenian tradisional lainnya, jenis cerita rakyat pun bermacam-macam: legenda, mitos, epos, dongeng, dan masih banyak lagi. Berikut akan dirincikan jenis-jenis cerita rakyat.

  • Legenda

Legenda adalah cerita tentang asal muasal suatu tempat.

  • Mitos

Mitos adalah cerita rakyat dengan unsur-unsur supranatural.

  • Epos 

Epos adalah cerita rakyat yang membahas tentang rentetan kejadian yang panjang.

  • Dongeng

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline