Lihat ke Halaman Asli

Memanusiakan Karyawan dengan Appreciative Inquiry

Diperbarui: 21 Agustus 2021   02:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://limitlesscapability.com/blog/words-have-power

Seorang pemimpin untuk menjalankan kewajibannya dalam memenuhi tujuan perusahaan mengandalkan keterampilan, kemampuan, dan wawasan mereka. Selain itu, pemimpin juga membutuhkan bantuan dari anggota atau karyawannya dalam menjalankan rencana tersebut. Pemimpin tidak akan menjadi seorang pemimpin jika tidak ada yang ia bawahi dan begitu pula karyawan, tidak akan menjadi anggota jika tidak ada yang mereka hormati.

Hal tersebut membuat pemimpin membutuhkan integritas yang baik demi lancarnya program kerja. Pemimpin perlu untuk menentukan gaya kepemimpinan apa yang sesuai dengan visi misi perusahaan, lingkungan kerja, serta karakteristik followernya. Jika pemimpin telah berhasil mengambil hati para karyawannya, pemimpin akan mendelegasikan tugas yang sesuai dengan tanggung jawab masing-masing divisi dibantu dengan regulasi yang tersedia.

Dengan dinamisnya sebuah perusahaan berjalan, maka pemimpin perlu memiliki pemikiran yang visioner, inovatif, dan kreatif untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yang sedang terjadi saat ini. Perubahan dan pengembangan perlu dilakukan demi meningkatkan kualitas pekerja serta nilai perusahaan agar terus sukses. Perlunya manajemen perubahan untuk menyiapkan strategi yang mendukung sebuah organisasi agar berhasil mengadopsi perubahan yang terjadi agar membantu kesuksesan perusahaan.

Terdapat beberapa tingkat manajemen perubahan, salah satu yang paling menarik untuk mengelola perubahan adalah Appreciative Inquiry (AI). Richard L. Daft dalam bukunya The Leadership Experience (2018) berpendapat bahwa Appreciative Inquiry (AI) sebuah proses yang melibatkan seorang individu hingga keseluruhan anggota organisasi untuk menggali potensi sebagai bentuk perubahan dengan berfokus pada pesan positif dan pembelajaran demi mencapai tujuan perusahaan yang lebih tinggi lagi.

Penggunaan Appreciative Inquiry (AI) memberikan perspektif positif dalam kehidupan manusia. Pendekatan ini mengajarkan individu untuk menjadi pribadi yang lebih optimis yang sesuai dengan filosofi gelas setengah penuh bukan gelas setengah kosong. Idiom simple ini mengajarkan kita untuk melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda. Biasanya orang akan beranggapan bahwa gelas tersebut setengah kosong, bukan setengah penuh.

Orang yang optimis tentunya akan berfokus dengan air yang tersisa. Mereka meyakini meskipun air tersebut telah tersisa, jika ditambah dengan air baru maka air menjadi penuh kembali. Orang tersebut mengajarkan bahwa kita memiliki pola pikir positif, maka hal yang akan terjadi juga hal yang positif. Sedangkan untuk orang yang pesimis berfokus pada kosongnya gelas yang kian lama kian banyak. Pola pikir yang mencerminkan orang tersebut adalah mereka fokus pada hal yang negatif, sedangkan mereka bisa melihat dari sisi yang lebih positif. Hal ini yang perlu kita ubah.

Proses perubahan tersebut tidak mudah, tentunya apabila perubahan skala besar terjadi di sebuah perusahaan besar yang akan melibatkan banyak orang -- dari karyawan hingga orang dari luar organisasi. The Leadership Experience (2018) telah merangkum proses penggunaan Appreciative Inquiry (AI) untuk masalah tersebut, yaitu:

Discovery. Pada tahap ini pemimpin mengidentifikasi dan menemukan kualitas unik dari orang-orang terlibat yang telah berkontribusi pada kesuksesan perusahaan. Pemimpin perlu membutuhkan waktu yang cukup lama dalam tahap ini, karena pemimpin perlu untuk menyusun pertanyaan wawancara yang apresiatif hingga merangkum pemaknaan yang pemimpin terima untuk mendapatkan ide menarik yang membangun perubahan.

Dream. Di tahap ini pemimpin mengajak anggotanya (atau orang-orang yang terlibat) untuk membayangkan kemungkinan yang akan terjadi pada perusahaan tersebut. Dari bayangan tersebut terbit sebuah harapan untuk memiliki masa depan perusahaan yang cerah dengan membuat visi dan misi terbaik bagi perusahaan yang sesuai dengan realitas yang ada.

Design. Tahap desain merupakan tahap penting yang mengubah mimpi menjadi realisasi. Aksi ini lah yang akan menjadi perubahan positif sebuah organisasi di masa sebelumnya. Tahap Ini melibatkan orang-orang yang membuat keputusan dengan mengidentifikasi nilai-nilai yang akan mendukung jenis budaya yang mereka inginkan, perilaku kepemimpinan yang akan menanamkan dan mendukung nilai-nilai, dan struktur, sistem, dan proses yang akan menjaga nilai-nilai budaya baru tetap hidup.

Destiny. Tahap terakhir dari proses AI adalah memastikan bahwa takdir berjalan sesuai dengan mimpi yang ingin direalisasikan dibantu dengan tindakan nyata dari orang yang terlibat. Ini melibatkan perubahan terbaik yang tersedia untuk mewujudkan mimpi dengan menciptakan program, kegiatan, dan kekuatan nyata tertentu yang akan menerapkan desain dan memastikan kelanjutan perubahan yang dimulai selama proses AI.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline