Buku adalah jendela dunia.
Buku sendiri merupakan kumpulan/himpunan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujung nya dan berisi tulisan, gambar atau tempelan. Mengapa buku sangat berguna bagi kehidupan? Karena buku merupakan satu diantara sumber pengetahuan yang bisa menambah wawasan kita.
Dengan membaca buku, kita bisa mengetahui apa saja yang ada dipenjuru dunia. Tapi, apakah kamu tahu mengapa buku yang kita baca harus bermutu?
Apa saja sih dampak nya jika buku yang kita baca tidak bermutu untuk kehidupan kita maupun masyarakat? Dan seberapa penting nya pembinaan pelaku perbukuan agar buku yang diterbitkan bermutu? Yuk kita cari tahu bersama.
Jadi, buku bermutu sendiri memiliki kriteria, yaitu harus sesuai dengan undang-undang Sisbuk. Apa itu Sisbuk? Sisbuk merupakan kepanjangan dari Sistem Perbukuan.
Jadi buku yang ditulis maupun diterbitkan harus sesuai dengan standar, kaidah, dan kode etik perbukuan yang sesuai dengan Sisbuk. Ada 10 pelaku perbukuan yang terlibat, diantaranya adalah penulis, penerjemah, penyadur, editor, illustrator, desainer, penerbit, pencetak, toko buku, dan pengembang buku elektronik.
Apa itu standar buku? Standar merupakan acuan minimal yang harus dipenuhi sebagai syarat buku bermutu. Standar perbukuan sendiri mencakup beberapa hal, diantaranya yaitu standar penulisan, standar penerjemahan dan penyaduran, standar penerbitan (berupa penyuntingan, pengilustrasian, dan pendesainan), standar produksi (berupa pencetakan dan pengembangan buku elektronik.
Kaidah buku, merupakan aturan-aturan baik berupa konvensi atau konsensus yang harus dipenuhi unuk menghasilkan buku bermutu. Kaidah buku tersebut mencakup beberapa hal diantaranya adalah, kaidah penulisan, kaidah penerjemahan dan penyaduran, dan kaidah penerbitan (berupa penyuntingan, pengilustrasian, dan pendesainan).
Setelah standar kaidah ada juga kode etik perbukuan. Apa itu kode etik perbukuan? Kode etik adalah kode perilaku yang disepakati sebuah organisasi profesi sebagai prilaku postiif.
Contoh organisasi profesi tesebut adalah Ikapi, APPTI, Penpro, Satupena, PPGI, dan sebagainya. Ada beberapa contoh kaidah di dalam perbukuan, misalnya dalam penerapan Bahasa Indonesia yang baik dan benar yang mengacu pada pedoman Badan Pengembangan dan pembinaan Bahasa. Yaitu Pedoman Umum Ejaan bahasa Idonesia, Kamus besar Bahasa Indonesia, dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Nah kenapa si buku yang kita baca harus bermutu? Buku yang bermutu sangat berpengaruh dalam kehidupan kita. Mengapa demikian? Jadi dengan membaca kita bisa memahami segala sesuatu yang dituliskan.