Kualitas sumber daya manusia (SDM) adalah kunci utama dalam mendorong kemajuan sebuah negara. Indonesia, dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, memiliki potensi SDM yang luar biasa. Namun, tantangan yang dihadapi dalam memaksimalkan potensi ini masih signifikan. Jika Indonesia ingin menjadi negara maju pada tahun 2045, peningkatan kualitas SDM harus menjadi prioritas utama. Michael G. Aamodt (2016) dalam bukunya ‘Industrial/Organizational Psychology: An Applied Approach’ menjelaskan bahwa pengelolaan SDM yang efektif dapat meningkatkan produktivitas dan kebahagiaan kerja. Ini berarti bahwa kualitas SDM tidak hanya terkait dengan tingkat pendidikan, tetapi juga keterampilan, kreativitas, kemampuan beradaptasi, serta kesehatan fisik dan mental. Sayangnya, Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan yang menghambat peningkatan kualitas SDM.
Meskipun akses pendidikan semakin meluas, ketimpangan kualitas pendidikan masih menjadi masalah besar. Sekolah di kota-kota besar memiliki fasilitas yang memadai, sedangkan sekolah di daerah terpencil seringkali kekurangan tenaga pengajar, alat belajar, dan infrastruktur dasar. Lubis, Hrp, dan Legino (2021) menekankan pentingnya pemerataan pendidikan untuk memastikan setiap individu memiliki kesempatan yang sama dalam mengembangkan potensinya, terutama di era digital yang menuntut keterampilan literasi teknologi dan berpikir kritis. Di daerah-daerah terpencil, ketidakmerataan ini menyebabkan anak-anak sulit bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Padahal, pendidikan adalah investasi jangka panjang yang tidak hanya membentuk individu, tetapi juga mempengaruhi daya saing bangsa secara keseluruhan.
Selain pendidikan, produktivitas tenaga kerja Indonesia juga menjadi sorotan. Tingkat produktivitas pekerja di Indonesia masih lebih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand. Banyak lulusan pendidikan formal yang kesulitan memasuki pasar kerja karena keterampilan mereka tidak relevan dengan kebutuhan industri. Menurut Armstrong (2021), pelatihan vokasional dan pengembangan keterampilan berbasis kebutuhan industri dapat menjadi solusi untuk menjembatani kesenjangan ini. Keterampilan seperti pemecahan masalah, manajemen waktu, dan kolaborasi dalam tim menjadi semakin penting dalam dunia kerja modern. Namun, saat ini banyak perusahaan yang mengeluhkan kurangnya tenaga kerja yang memiliki keterampilan ini, sehingga mereka perlu mengeluarkan biaya ekstra untuk melatih pegawai yang baru.
Kesehatan adalah fondasi utama dalam meningkatkan kualitas SDM. Namun, Indonesia masih menghadapi masalah kesehatan serius seperti stunting pada anak-anak akibat kurang gizi. Data menunjukkan bahwa stunting mempengaruhi kemampuan kognitif serta produktivitas jangka panjang bagi generasi muda. Dessler (2020) menekankan bahwa investasi pada kesehatan masyarakat, terutama anak-anak dan ibu hamil, merupakan langkah strategis untuk memastikan generasi yang sehat dan produktif. Di sisi lain, tantangan kesehatan juga mencakup rendahnya akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas di daerah terpencil. Banyak masyarakat yang masih bergantung pada pengobatan tradisional atau bahkan tidak memiliki akses ke layanan medis sama sekali. Padahal, kesehatan fisik dan mental yang baik adalah modal utama untuk meningkatkan produktivitas kerja dan menciptakan masyarakat yang sejahtera.
Era digitalisasi membawa tantangan baru yang tidak kalah penting. Rendahnya literasi digital di kalangan pekerja Indonesia menjadi salah satu hambatan utama dalam menghadapi perubahan teknologi yang begitu cepat. Banyak pekerja belum terbiasa menggunakan teknologi canggih dalam pekerjaan mereka, padahal teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan big data analytics menjadi kunci efisiensi dan inovasi. Menurut ‘Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia’ (2022), penguasaan teknologi informasi harus menjadi prioritas utama dalam pelatihan SDM. Selain itu, rendahnya adopsi teknologi di sektor pendidikan dan pemerintahan juga menjadi hambatan dalam mendorong transformasi digital yang lebih luas. Jika tidak segera diatasi, hal ini dapat memperlebar kesenjangan antara Indonesia dan negara-negara maju lainnya.
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan upaya strategis yang melibatkan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Pemerintah perlu mereformasi sistem pendidikan agar lebih relevan dengan kebutuhan zaman. Kurikulum harus mencakup keterampilan praktis seperti berpikir kritis, kreativitas, dan literasi digital. Teknologi seperti pembelajaran daring dapat digunakan untuk meningkatkan akses pendidikan di daerah terpencil. Selain itu, Kerja sama antara pemerintah dan sektor swasta memiliki peran yang penting dalam menyediakan program pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan industri. Armstrong (2021) menyarankan agar program magang dan pelatihan vokasional diperbanyak untuk mempersiapkan tenaga kerja menghadapi tantangan di dunia kerja.
Di bidang kesehatan, pemerintah harus memperluas program gizi dan layanan kesehatan, terutama untuk ibu dan anak. Edukasi tentang pola makan sehat juga perlu digalakkan. Dengan generasi muda yang sehat dan cerdas, Indonesia dapat membangun tenaga kerja yang lebih produktif. Selain itu, akses terhadap layanan kesehatan di daerah terpencil harus ditingkatkan melalui pengembangan infrastruktur kesehatan, pelatihan tenaga medis, dan program layanan kesehatan bergerak.
Peningkatan literasi digital masyarakat harus menjadi prioritas. Pemerintah dan perusahaan dapat menyediakan pelatihan dan sertifikasi di bidang teknologi informasi untuk membantu pekerja Indonesia lebih siap menghadapi perubahan zaman. Teknologi seperti AI dan big data analytics juga perlu diperkenalkan di berbagai sektor untuk meningkatkan efisiensi kerja. Kesetaraan gender juga harus didorong untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif. Data menunjukkan bahwa negara-negara dengan tingkat partisipasi perempuan yang tinggi di dunia kerja cenderung memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Selain itu, kebijakan yang mendukung partisipasi perempuan di dunia kerja dapat mendorong keberagaman dalam organisasi, yang pada akhirnya menghasilkan inovasi dan kinerja yang lebih baik.
Meningkatkan kualitas SDM adalah investasi jangka panjang yang sangat penting bagi masa depan Indonesia. Dengan pendidikan yang lebih baik, pelatihan kerja yang relevan, layanan kesehatan yang memadai, dan adaptasi teknologi yang cepat, Indonesia dapat menciptakan SDM yang kompeten dan berdaya saing tinggi. Jika upaya ini dilakukan secara serius dan terkoordinasi, visi Indonesia Emas 2045 dapat tercapai, menjadikan Indonesia negara maju yang sejahtera dan berkontribusi positif di kancah global. Kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat merupakan faktor utama dalam mencapai visi tersebut. Pemerintah dapat menyediakan regulasi dan infrastruktur yang mendukung, sektor swasta dapat berperan dalam pengembangan pelatihan dan inovasi, sementara masyarakat perlu memiliki kesadaran untuk terus belajar dan meningkatkan keterampilan. Dengan komitmen bersama, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu kekuatan ekonomi dan sosial dunia di masa depan.
Referensi