Lihat ke Halaman Asli

atha rosyada

Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya

Tertawa Sambil Menangis: Memetakan Ambivalensi Afektif Remaja

Diperbarui: 10 Desember 2023   13:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi seseorang yang bingung memilih ekspresi yang akan dia tunjukan untuk orang lain. Foto: freepik. com

Tertawa Sambil Menangis: Memetakan Ambivalensi Afektif dan Strategi Regulasi Emosi Remaja

Pernah nggak sih kalian mengalami mengalami ambivalensi emosi atau perasaan yang bercampur aduk?. Senang sekaligus sedih, sayang tapi benci, marah tapi cinta. Konflik internal ini ternyata umum terjadi loh. Namun, apa dampaknya bagi psikologis remaja? dan apa strategi yang baik untul mengatasinya?

Nah, ternyata penelitian neuroscience terbaru dapat memberi gambaran aktivasi area otak pada kondisi yang disebut ambivalensi, serta pemetaannya dalam otak kita loh...

Cari tau lebih dalam yuk, tentang apa itu ambivalensi dan bagaimana dampak serta cara mengatasinya, simak penjelasan dibawah ya...

Apa sih ambivalensi afektif itu?

wajah seorang pria dengan dua ekspresi yang kontras foto: pixabay

Ambivalensi afektif menurut jurnal Emotional ambivalence and meaning: Conditions, outcomes, and implications, oleh Hertel et al (2020) Ambivalensi afektif didefinisikan sebagai pengalaman emosi positif dan negatif yang simultaneous atau bergantian dengan cepat. Singkatnya ambivalensi afektif dapat diartikan sebagai dua perasaan yang bercampur aduk dan diekspresikan pada waktu yang bersamaan. Sering kali kita tidak sadar saat kita mengalami situasi ini, akan tetapi ternyata jika hal ini dibiarkan dapat sangat berbahaya loh..

Faktor penyebabnya apa aja ya?

Sebenarnya situasi ambivalensi afektif dapat terjadi kepada siapapun, namun dalam hal ini remaja memiliki intensitas dalam mengekspresikan perasaannya. Tentu saja ada beberapa situasi yang ternyata dapat membuat remaja mengalami ambivalensi loh...

Berikut faktor penyebab remaja mengalami ambivalensi afeksi antara lain:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline