Merantau adalah sebuah film laga Indonesia yang cukup membanggakan dan mengangkat nama perfilman Indonesia ke kanca Internasional. Film Merantau dirilis pada 6 Agustus 2009 yang disutradarai oleh Gareth Evans. Film ini dibintangi antara lain oleh Iko Uwais, Chika Jessica, Christine Hakim, Donny Alamsyah, Yusuf Aulia, Laurent Buson, Alex Abbad, Mads Koudal, Ratna Galih, dan Yayan Ruhian.
Film merantau menceritakan tentang seorang pemuda asal Minangkabau Bernama Yuda (Iko Uwais) yang akan menjalankan tradisi kampung halamannya yaitu Merantau. Di Minangkabau apabila seorang laki-laki yang sudah remaja ia akan pergi untuk mencari jati dirinya di tanah rantauan.
Yuda adalah orang yang sudah mempersiapkan dirinya untuk menghadapi kerasnya ibu kota, ia merupakan seorang pendekar silat harimau yang mana silat harimau itu merupakan bela diri khas dari tanah Minangkabau. Dalam perantauannya yuda berniat untuk menjadi guru silat di kota Jakarta. Yuda meninggalkan keluarganya yaitu ibunya Wulan (Christine Hakim), dan udanya (kakak dalam bahasa Minang), Yayan (Donny Alamsyah), dan kampung halamannya yang indah.
Dalam perjalanan Yuda bertemu dengan seorang laki-laki Bernama erik (Yayan Ruhiyan), erik berkata tidak akan cukup hidup di kota Jakarta hanya dengan mengajar silat. Kerasnya kehidupan di ibu kota Jakarta menjadi hal yang baru untuk Yuda. Perbedaan Budaya, Bahasa, dan perilaku menjadi hal baru yang harus dibiasakan oleh nya.
Yuda yang baru saja sampai setelah perjalanan Panjang dari kampung halamannya menuju kota Jakarta langsung merasakan dampak dari perbedaan budaya. Saat yuda sedang makan di warung tiba-tiba ia dicopet oleh seorang anak kecil yang Bernama Adit (Yusuf Aulia), yuda mengejarnya dan menangkapnya. Kemudian ia bertemu dengan kaka Adit yaitu Astri (Chika Jessica) yang sedang cekcok dengan seorang pria yang diketahui adalah bosnya, pria itu mengambil uang milik astri.
Yuda dengan niat hati yang baik kemudian menjatuhkan pria tersebut dan mengembalikan uang milik astri yang diambil oleh pria tersebut. Namun tidak disangka Astri malah marah dengan Yuda, karena akibat itu Astri kehilangan pekerjaannya. Tanpa terima kasih astri dan adiknya meninggalkannya. Yuda kebingungan, niat baik menolong malah menjadi hal salah di kota Jakarta.
Keesokan harinya, Yuda Kembali bertemu dengan astri yang sedang dibawa paksa oleh segerombolan orang yang kemudian ia ketahui adalah orang-orang dari organisasi illegal perdagangan manusia. Kemudin lagi-lagi Yuda seoraang pemuda yang Berbudaya baik tidak bisa tinggal diam melihat kekerasan terhadap Wanita. Yuda yang memiliki ilmu silat yang tinggi berhasil menghajar semua anggota organisasi tersebut dan membawa Astri kabur. Namun lagi-lagi itu bukanlah keputusan yang baik, itu malah menimbulkan masalah baru untuk Yuda.
Film ini mengangkat dan memperkenalkan kekayaan budaya dan keindahan Minangkabau, dari Bahasa, kesenian, bela diri, dan perilaku. Dalam analisis komunikasi antar budaya film ini juga merepresentasikan bagaimana perbedaan budaya di Minangkabau yang sopan, santun, suka tolong-menolong dengan budaya yang ada di ibu kota yang individual dan terkesan tidak perduli dengan orang lain. Komunikasi yang terjadi antara dua orang yang berbeda latar belakang budaya menjadikan kesalah pahaman dalam mencapai sebuah makna, yang mana itu menimbulkan sebuah konflik.
Seperti yang terjadi dalam sebuah kasus di film ini, Yuda menghajar bos astri dengan niat untuk menolong astri dari bosnya yang mengambil uangnya. Namun dari sudut pandang Astri, perbuatan yang dilakukan Yuda adalah perbuatan yang salah, karena ikut campur dalam masalah orang, yang akhirnya membuat astri kehilangan pekerjaannya. Yuda yang niatnya baik atas nama moral menolong Astri tidak salah, karena Yuda memiliki budaya tolong-menolong merasa tidak bisa tinggal diam apabila ada orang yang membutuhkan pertolongan, namun menurut Astri hal itu menjadi salah karena tidak sepantasnya orang ikut campur dalam urusan orang lain.
Kesimpulannya, film ini adalah film yang sangat bagus karena mengangkat dan memperkenalkan kekayaan budaya bangsa Indonesia. Film ini juga mengangkat konflik moral dan komunikasi antar budaya, yang mana hal itu menjadikan pelajaran bagi kita bagaimana cara bersikap di lingkungan yang baru yang berbeda budaya.
Nama : Athallah Raja Fajari (20200110400071)