Lihat ke Halaman Asli

Penduduk Bumi 7 Miliar Jiwa, Bersiap Pindah ke Planet Lain

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_136641" align="aligncenter" width="800" caption="source : en.wikipedia.org"][/caption] Oleh : Atep Afia Hidayat - Menurut prediksi the United Nations Population Division, tepat pada tanggal 31 Oktober 2011, jumlah penduduk Planet Bumi akan mencapai 7 miliar jiwa. Sedangkan sampai akhir abad ke-21 ini PBB memproyeksikan jumlah penduduk akan mencapai 10 miliar jiwa. Secara keseluruhan laju pertumbuhan penduduk memang makin menyusut, antara lain disebabkan jumlah rata-rata anak lahir per perempuan yang terus menurun. Jika pada tahun 1950 rata-rata perempuan melahirkan lima anak, maka saat ini hanya berkisar antara 2,1 – 2,5.

Persoalannya populasi penduduk yang terus bertambah harus diimbangi dengan ketersediaan pangan, sandang, papan, air, udara dan beragam sumberdaya alam, sumberdaya teknologi, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Setiap individu manusia memerlukan ruang tersendiri, begitu pula setiap keluarga membutuhkan rumah yang layak huni, dan populasi manusia memerlukan ekosistem yang harmonis.

Planet Bumi sudah renta, kualitas biosfer makin menurun, sehingga kurang memberikan daya dukung yang optimal bagi kenyamanan kehidupan manusia. Setiap detik malah terjadi degradasi terhadap keutuhan sistem Planet Bumi. Beragam gangguan biosfir datang silih berganti, ada yang disebabkan murni akibat ulah manusia, bencana alam, ada juga perpaduan di antara keduanya.

Cara hidup sebagian manusia sangat boros penggunaan sumberdaya alam, sehingga cadangannya makin menyusut. Lahan pertanian sebagai penyedia bahan pangan, kuantitas dan kualitasnya makin menurun. Produktivitas lahan dalam menghasilkan bahan pangan merosot, terutama karena terlalu jenuh dengan masukan beragam teknologi pertanian, mulai dari penggunaan pupuk kimia, mekanisasi, dan penggunaan benih transgenik. Di sisi lainnya, luas lahan pertanian makin menyusut karena beralih fungsi menjadi kawasan industry, pemukiman dan perkotaan.

Hal yang paling memprihatinkan ialah belum adanya persepsi yang sama akan pentingnya masa depan Planet Bumi bagi kelangsungan hidup seluruh manusia. Kondisi pengkaplingan dalam bentuk negara-negara, menjadikan sudut pandang umat manusia terhadap kelestarian Planet Bumi makin beragam. Setiap orang seolah merasa hidup dalam satu negara yang mandiri, padahal 203 negara yang ada sebenarnya ada dalam satu planet yang sama, dengan batas-batas fiktif dan administratif. Dengan demikian, 7 miliar umat manusia harus bersatu-padu di dalam Planet Bumi yang satu.

Jika daya tampung Planet Bumi sudah terlampaui, maka perlu dipikirkan adanya pemindahan umat manusia ke planet lain. Lantas, adakah planet yang memenuhi syarat untuk dihuni manusia secara layak ?

Jangan khawatir, baru-baru ini para ahli astronomi Eropa telah telah berhasil menemukan 50 planet baru, 16 di antaranya diberi gelar Super-Bumi. Hal yang menggembirakan salah satu dari planet layak huni. Bersediakan kelak “hijrah” ke planet baru yang berukuran lebih besar dari Bumi, dan berada di luar tata surya. (Atep Afia).

PantonaNews.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline