Lihat ke Halaman Asli

Kurang Lengkap Tanpa Emas Sepak Bola

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Oleh :  Atep Afia Hidayat - Pesta olah raga se - Asia Tenggara, atau yang lebih dikenal dengan Sea Games ke 26 di Jakarta dan Palembang akan segera usai. Indonesia sudah bisa dipastikan meraih gelar juara umum. Selamat dan sukses kepada seluruh kontingan Indonesia. Sudah sewajarnya pemerintah dan dunia usaha nasional memberikan penghargaan untuk mengapresiasi kerja keras kontingen.

Indonesia terakhir kali menjadi juara umum tahun 1997 lalu, yaitu pada Sea Games ke 19 di Jakarta. Praktis setelah memasuki era reformasi, tahun 2011 inilah menjadi momen penting kebangkitan olah raga Indonesia. Hendaknya jangan berpuas diri, Indonesia harus lebih diperhitungkan di tingkat Asia. Kalau juara di tingkat Asia Tenggara, memang sudah sewajarnya, mengingat Indonesia merupakan negara terbesar di kawasan ini.

Namun ada satu lagi yang sangat ditunggu-tunggu, yaitu emas sepak bola. Rasanya kurang nyaman jika jadi juara Sea Games namun kehilangan emas sepak bola. Tak dapat dipungkiri, sepak bola merupakan olah raga yang paling populer di Indonesia, bahkan di dunia.

Kebangkitan olah raga Indonesia harus diwarnai dengan supremasi sepak bola. Rintangannya ternyata hanya satu, yaitu Malaysia. Malam nanti di Stadiun Utama Gelora Bung Karno (SU - GBK), tim nasional (Timnas) Indonesia  akan berusaha sekuat tenaga, dengan berbagai taktik dan strategi, untuk menumbangkan Timnas Malaysia. Tidak ada pilihan lain, kecuali menang. Dengan demikian multi-sukses pun akan diraih, sukses sebagai tuan rumah, sukses juara umum, dan sukses emas sepak bola.

Lebih lengkap dengan emas sepak bola. Begitulah harapan lebih dari dua ratus juta bangsa Indonesia. Dukungan masyarakat Indonesia untuk Timnas begitu luar biasa. Perhatikan di sekitar Stadion Utama GBK, masyarakat dari berbagai penjuru  tanah air, berbondong-bondong, berdesakan, bahkan berhari-hari, hanya untuk mendapatkan tiket pertandingan. Begitu tinggi antusiasme masyarakat, semuanya untuk secara total mendukung Timnas.

Selangkah lagi, supremasi sepak bola Asia Tenggara akan berada dalam genggaman Timnas, dan pesta keberhasilan pun akan serempak dilakukan di seluruh kota dan desa yang ada di Indonesia. Begitu gegap gempita, masyarakat sudah begitu haus dengan kemenangan. Rakyat sudah begitu  mengidamkan harga diri bangsa terangkat kembali. Ayo, Indonesia bisa !

Namun ternyata perjuangan penuh semangat Egi Melgiansyah,Titus Bonai, Okta Maniani, Patrick Wanggai, dan kawan-kawan harus berakhir ditangan Timnas Malaysia. Pasukan Garuda Muda yang dilatih Rahmad Darmawan tersebut, ditundukkan Pasukan Harimau Malaysia melalui perpanjangan waktu dan adu pinalti. Supremasi sepak bola Asia Tenggara pun kembali digenggam negeri jiran tersebut. (Atep Afia).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline