Lihat ke Halaman Asli

Pemanasan Global Akibat Ulah Manusia

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13021806991901705968

Oleh : Atep Afia Hidayat - Proses degredasi kualitas lingkungan terus berlangsung di semua bagian permukaan bumi, bahkan hingga ke atmosfir. Memang ada upaya untuk menghambat dan menangkalnya, namun relatif tak berarti jika dibandingkan dengan laju degredasi. Di umpamakan yang berperan dalam pelestarian lingkungan hidup satu orang, sedangkan yang berperan dalam pengurusakkan seribu orang. Satu banding seribu amat timpang, bagaimanapun usaha yang dilakukan oleh satu orang tidak akan sanggup menandingi usaha atau kerja seribu orang. Seperti itulah gambarannya, yang termasuk penyelamat dan pelestari lingkungan masih amat langka, sedangkan mereka yang merusak lingkungan ada di mana-mana. Hampir setiap orang memberikan kontribusi terhadap degradasi kualitas lingkungan. Sebagai contoh, tatkala kita menyemprotkan deodorant atau hairspray, maka terlepaslah gas CFC (kloro fluoro karbon) ke atmosfer. Memang kalau hanya satu semprotan pengaruhnya relatif kecil, bahkan hampir tak menimbulkan dampak apapun. Namun dalam setiap harinya berapa juta semprotan yang terjadi, mengingat pemakai deodorant dan hairspray itu mencapai jutaan orang. Dengan rutin setiap hari menyemprotkannya, kalau setahun berapa milyar semprotan yang terjadi ? belum lagi penggunaan aneka produk aerosol lainnya seperti pewangi ruangan, pembasmi serangga, pendingin ruangan atau lemari es. Padahal gas CFC mampu bertahan hingga 100 tahun di atmosfer, selain itu kemampuannya dalam menyerap panas sekitar 16.000 kali CO2 (karbon dioksida). Gas tersebut tergolong gas rumah kaca yang bisa menyebabkan pemanasan global. Pemanasan global menyebabkan iklim berubah secara radikal dan di wilayah tertentu bisa menimbulkan banjir atau badai. Akibat naiknya permukaan laut beberapa kota besar yang ada di tepi pantai akan terendam bahkan tenggelam. Inilah degradasi kualitas lingkungan yang bisa mengancam sebagian populasi manusia. Selain itu gas CFC bisa merusak lapisan ozon, maka perlu ada upaya yang sungguh-sungguh untuk mengurangi penggunaannya. Selain gas CFC masih banyak gas lainnya yang berperan dalam pemanasan global, gas-gas itu terutama merupakan hasil sampingan aktivitas industri, transportasi, pembakaran dan pertanian. Gas yang kuantitasnya amat dominan ialah CO2 dihasilkan dalam proses pembakaran BBM, batubara dan berbagai bahan organik lainnya. Sebagai contoh, pengeluaran gas CO2 dari sebuah mobil rata-rata mencapai 5 ton pertahun. Padahal, di planet bumi ini terdapat ratusan juta mobil. Hampir setiap orang berperan dalam proses degradasi kualitas lingkungan, padahal setiap orang membutuhkan kualitas lingkungan yang ideal, artinya secara optimum bisa mendukung kehidupannya. Permukaan bumi memiliki semacam alat penangkal terjadinya pemanasan global yaitu hutan. Ekosistem hutan dengan berjuta-juta spesies vegetasi mampu menyerap gas karbon dioksida, hingga gas yang lepas ke atmosfer bisa dikurangi secara efektif. Namun ternyata, hutan itupun dirusak, dibakar atau ditebangi hingga luas hamparan vegetasi menyusut drastis. Di Indonesia dari sekitar 144 juta hektar hutan, 20 juta hektar di antaranya dalam kondisi kritis. (Atep Afia) Sumber Gambar: http://www.cancunforos.com/wp-content/uploads/2008/11/oh-no-global-warming.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline