Lihat ke Halaman Asli

Jelang Pemilihan Gubernur Banten

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1299866154122159133

Oleh : Atep Afia Hidayat - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur Banten periode 2012 – 2017, akan digelar akhir tahun 2011 ini. Beberapa nama sudah muncul ke permukaan seperti Ratu Atut Chosiyah (gubernur sekarang) yang diusung oleh Golkar, PDIP dan PBB, serta Wachidin Halim yang diusung Partai Demokrat. Beberapa nama calon lain segera menyusul. Namun pertarungan yang kuat akan terjadi di antara Atut dan Wachidin. Kemiskinan dan pengangguran menjadi 'PR' terpenting bagi pasangan gubernur dan wagub medatang. Diperlukan cara atau strategi yang jitu untuk mengurangi jumlah penduduk miskin yang saat ini masih melebihi 1 juta orang. Upaya yang serius juga perlu dilakukan untuk menyediakan lapangan kerja yang seluas-luasnya. Karena sudah menjadi persoalan krusial, penyediaan lapangan kerja perlu secepatnya. Berharap pada sektor industri tampaknya secara kuantitas sulit terwujud, mengingat sektor ini membutuhkan sumberdaya manusia dengan tingkat keterampilan sedang sampai tinggi. Beragam persoalan lainnya yang mencolok ialah menyangkut pendidikan dan kesehatan. Sebagai dampak lanjutan dari banyaknya jumlah keluarga miskin antara lain masih tingginya angka putus sekolah. Selain itu ruang kelas yang rusak juga masih banyak, dan ternyata jumlah penduduk yang buta huruf pun masih ratusan ribu orang. Di bidang kesehatan, jumlah balita penderita gizi buruk masih ribuan. Kondisi beberapa balita penderita busung lapar di Kawasan Pantura Kabupaten Tangerang, sempat ditayangkan di stasiun televisi swasta nasional. Padahal letak daerah tersebut hanya belasan kilometer dari Jakarta, ibukota negara. Persoalan lain yang cukup mencolok ialah tingginya kesenjangan sosial dan ekonomi antara perkotaan dan pedesaan, serta antara Banten Utara (Cilegon, Serang, Kota dan Kabupaten Tangerang) dengan Banten Selatan (Lebak dan Pandeglang). Bahkan kesenjangan dan 'ketidakadilan' juga muncul pada internal wilayah kabupaten, sehingga muncul berbagai wacana dan aspirasi pembentukan daerah otonomi baru, seperti Serang Barat dan Serang Timur di Kabupaten Serang, Pantura di Kabupaten Tangerang, Cilangkahan di Kabupaten Lebak, Caringin dan Cibaliung di Kabupaten Pandeglang. Beragam persoalan tersebut perlu disikapi secara cerdas dengan nyali yang besar oleh Gubernur dan Wagub terpilih, dan yang terpenting para pemimpin tersebut segera mengambil langkah-langkah proaktif. Dengan kesediaannya dicalonkan atau mencalonkan diri menjadi pemimpin, maka calon Gubernur dan Wakil Gubernur tersebut sudah terbukti memiliki nyali yang besar. Bagaimanapun setiap pemimpin harus mempertanggung-jawabkan kepemimpinan, baik di dunia (dihadapan rakyat) maupun di akherat (dihadapan Allah SWT). Banyak pemimpin yang gagal menjalankan kepemimpinannya sehingga di dunia saja sudah mendapat hukuman dan kehinaan, dari yang semula disanjung-sanjung dan begitu dihormati, berubah drastis menjadi dicaci-maki dan dihujat. Lalu bagaimana dengan di akherat ? Ternyata risiko menjadi pemimpin itu berat, makin tinggi tingkat kepemimpinan atau makin banyak orang yang dipimpin, maka makin besar risiko yang harus diambil. Geburnur Banten yang terpilih kelak, harus segera mengambil tindakan, bukan hanya sekedar terlarut dalam opini, wacana, rencana atau gagasan. Setelah nanti terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur, maka mulailah bertindak. Perlihatkan bahwa Anda mempunyai kemampuan dan ambisi untuk berbuat, jadilah proaktif. Rakyat Banten sangat menunggu tindakan Anda, bukan hanya sekedar mendengar mimpi kesejahteraan dan 'angin surga' yang dihembuskan dan 'dijual' pada saat kampanye. (Atep Afia) Sumber Gambar: http://kontakmediainfo.blogdetik.com/files/2011/03/dua-kandidat.jpg




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline