Lihat ke Halaman Asli

Timnas Garuda, Awas Diprovokasi Malaysia !!!

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Oleh : Atep Afia Hidayat - -

Minggu, 26 Desember 2010, bertempat di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, akan berlangsung babak final sesi pertama Piala AFF Suzuki 2010, antara Timnas Indonesia lawan Malaysia. Bisa diduga, pertandingan akan berlangsung menarik, ketat cenderung keras. Terjadi adu strategi, taktik, fisik antara dua kesebelasan serumpun. Meskipun pada pertandingan babak penyisihan Malaysia dikalahkan Timnas Indonesia  5-1, bukan berarti pertandingan di Kuala Lumpur bisa dimenangkan dengan mudah. Bagaimanapun, Malaysia akan bertindak sebagai tuan rumah dengan dukungan penuh puluhan ribu suporternya.

"Balas dendam" itulah misi yang diemban kesebelasan Malaysia. Mereka sudah dipermalukan habis-habisan di Jakarta. Wajar terbersit keinginan untuk membalikan keadaan dengan "beragam cara", termasuk "instruksi khusus" memprovokasi pemain Timnas Indonesia.

Jangan terpancing, terutama bagi beberapa pemain Timnas Indonesia yang temperamental, harus bisa menahan diri. Kita masih ingat beberapa kejadian yang menimpa Timnas Perancis, gagal dalam turnamen tingkat Eropa dan Dunia hanya karena terprovokasi. Termasuk bagaimana akhir karir sepak bola Zinadine  Yazid Zidane (Zainudin Zidan), pesepak bola ternama dari Timnas Perancis, yang lebih populer dengan sebutan Zizou. Dalam final Piala Dunia 2006, Zizou terprovokasi oleh pemain belakang Timnas Italia,  Marco Materazzi. Zizou hilang kendali dan menanduk bek Italia tersebut, hingga wasit Horacio Elizondo mengganjarnya dengan sebuah kartu merah. Kartu yang juga mengakhiri karir sepak bola Zizou.

Ya. itulah sepak bola, beragam cara ditempuh untuk memenangkan pertandingan. Banyak cara "tidak halal" diterapkan untuk meredam kekuatan lawan, sehingga menghancurkan mental bertanding lawan. Provokasi biasanya ditujukan kepada pemain yang menjadi bintang lapangan atau "nyawa" bagi suatu kesebelasan, mulai dengan benturan fisik, sehingga membuat pemain lawan cerdera, sampai perkataan-perkataan yang menyinggung perasaan pemain lawan. Sengaja atau tidak, provokasi juga dilakukan oleh penonton tuan rumah, mulai dengan teriakan-teriakan yang bersifat rasis, sampai bunyi-bunyian yang memekakkan telinga dan membuyarkan konsentrasi bertanding. Beberapa ujung tombak Timnas Indonesia seperti Gonzales, Nasuha dan Okto, diduga bisa menjadi sasaran utama provokasi mereka.

Inti dari sepak bola sebenarnya ialah menang, alangkah baiknya jika kemenangan diraih dengan cara terbaik dan terhormat, dengan mengikuti aturan pertandingan dan bermain secara profesional. Tetapi ternyata sepak bola bisa menjadi lebih seru kalau bisa menguras aspek emosi pemain dan penonton. Bahkan, ternyata sepak bola bisa menggugah perasaan yang lebih tinggi dan lebih luas, emosi berbangsa dan bernegara. Tak heran jika kemenangan demi kemenangan Timnas Indonesia bisa memperkokoh persatuan, bisa mengentalkan kebangsaan. Nah, situasi emosional seperti ini pun akan dimanfaatkan pihak Malaysia. Oleh sebab itu, waspada provokasi dari negeri jiran tersebut.  (Atep Afia)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline