Lihat ke Halaman Asli

Kesebelasan Nasional Indonesia Bisa Jadi Juara Asia?

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12921645642089429283

Oleh : Atep Afia Hidayat - Menghantam Laos, mengganyang Malaysia, dan menghentikan Thailand. Itulah prestasi Kesebelasan Nasional Indonesia di penghujung tahun 2010. Diperkuat dua pemain naturalisasi, Christian Gonzales dam Irfan Bachdim, begitu mempesona, mengharumkan dan membanggakan. Merah-putih berkibar, Garuda semakin tegak. Secara keseluruhan moril bangsa ini turut terangkat. Tinggal bagaimana menghadapi Philipina yang diperkuat 9 pemain naturalisasi, dalam semi final Piala AFF Suzuki Cup 2010, 16 Desember 2010, di Jakarta. Kesebelasan Nasional Indonesia menjadi juara Asia Tenggara, bahkan juara Asia ? Mimpi kali. Betul saudara, segala sesuatu harus diawali dari mimpi. Tapi jangan terus bermimpi, perlu kerja keras dan kerja cerdas. Memperhatikan fenomena sepak bola Indonesia aku jadi merasa iba. Kok di negeri yang berpenduduk 245 juta jiwa (jadi ingat lagu Bung Haji Rhoma Irama: Seratus tiga puluh lima juta penduduk Indonesia, terdiri dari banyak suku bangsa itulah Indonesia... dst), sulit amat cari 11 orang yang benar-benar bisa maen bola. Itu dulu ...... Sebenarnya Kesebelasan Indonesia bisa menjadi juara Asia, asal menerapkan lima strategi berikut : Pertama, harus ada seleksi fisik yang ketat terhadap pemain, baik menyangkut morfologi, ketahanan maupun kelenturan. Untuk menjadi pemain harus ada standar tinggi dan berat badan tertentu, maksudnya supaya bisa bersaing dengan pemain Arab Saudi, Iran, Australia dan Jepang yang lebih gede-gede. Kalau dilihat ukuran sekarang tampaknya sangat timpang. Kedua, harus ada seleksi mental - emosional yang ketat. Kekalahan Indonesia dari  Uruguay (dalam pertandingan persahabatan beberapa bulan yang lalu) dengan jelas menunjukkan hal itu, akibat kecerdasan emosional yang rendah, maka setelah kemasukan satu gol, nyali langsung ciut, mental bertanding langsung drop. Ketiga, selain kondisi mental-emosional, faktor spiritual juga menjadi hal penting. Berikan pelatihan kecerdasan spiritual bagi para pemain. Bagaimanapun manusia wajib berusaha dan Tuhan yang menentukan.  Bernmain sebagus mungkin di lapangan, dengan kerjasama yang rapi dan strategi yang jitu, sedangkan hasilnya diserahkan sepenuhnya pada kehendak Allah SWT. Keempat, secara finansial seluruh pemain harus mendapat jaminan. Kalau menunjukkan prestasi, berikanlah penghargaan yang pantas. Selain itu, untuk ketenangan bermain, masa tua pemain pun harus diperhatikan. Jangan sampai habis manis sepah dibuang, setelah tidak produktif dan nirprestasi, nasib pemain terseok-seok. Kelima, harus makin banyak pemain kesebelasan Indonesia yang bermain di liga-liga Asia atau Eropa. Korea Selatan dan Jepang misalnya, sudah banyak mengirim pemainnya ke Liga Inggris. Bisa saja selepas Piala AFF Suzuki 2010, Irfan Bachdim dan Oktovianus atau yang lainnya,  bermain di salah satu liga Eropa. Nah, itulah lima strategi yang perlu diterapkan supaya dikemudian hari Kesebelasan Nasional Indonesia bisa menjadi kampiun di Asia. Pokoknya kalo Kesebelasan Nasional Indonesia jadi juara Asia Tenggara atau Asia, rasa kebanggaan dan nasionalisme kita akan bergetar dan bergelora. Hiduplah Indonesia Raya...... (Atep Afia) Catatan : Skuad timnas yang  berlaga di Piala AFF 2010 yang dibentuk pelatih Alfred Riedl. Kiper: Markus Horison, Ferry Rotinsulu, Kurnia Meiga, Made Wirawan Bek: Zulkifli, Benny Wahyudi, Ricardo Salampessy, Nova Arianto, Maman Abdulrahman, Hamka Hamzah, Yesaya Desnam, M Roby, M Nasuha, Slamet Riyadi Gelandang: M Ridwan, Arif Suyono, Toni Sucipto, Firman Utina, Eka Ramdani, Ahmad Bustomi, Hariono, Johan Juansyah, Oktovianus Maniani, Octavianus Penyerang: Christian Gonzales, Irfan Bachdim, Bambang Pamungkas, Yongky Aribowo, Dendi Santoso Sumber Gambar : http://sepakbola.com/wp-content/media/Irfan-Bachdim-ok-celebrates-Kompas-Banar-Ardhi.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline