Lihat ke Halaman Asli

Aten Dhey

Senyum adalah Literasi Tak Berpena

Sederhana

Diperbarui: 5 November 2020   21:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Aten Dhey (Pantai Tablolong-Kupang)

Denting kebahagiaan terdengar indah dari keluhan para pekerja keras. Keringat mengucur jatuh berderai. Urat-urat tangan membesar seiring perginya jingga ke bilik sore.

Suara tawa membahana. Membuncah ke langit-langit malam. Jangan lupa bahagia. Cinta memaksamu mati dalam senyum. Tenggelam dalam sukacita.

Belajar pada langit yang selalu setia meski hari berganti pagi hingga malam. Kala mendung memeluk duka. Hujan membawa petaka. Angin merusak kenyamanan. Langit tetap cerah memancarkan cahaya biru.

Pastikan langkah kaki hari ini menginjak realita. Merayap di bumi. Mau ke bilik-bilik tua yang padat akan kemiskinan hidup. Moral. Etika. Sosial. Agama. Budaya. Fashion. Bahasa. Kuliner.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline