Kupinjam linimasa hatimu tuk kugoreskan rasa ini. Bukan tuk mengotorinya tetapi kuingin merangkai kata di bibir manjamu. Ada senyum yang selalu memberi inspirasi di setiap bait puisi ini. Senyum yang menyimpan cinta tuk kubawa pergi.
Jauh melangkah melewati denyut jantung alam. Pergi melampaui setiap kekuatan yang kian mengikis. Masih ada bayang-bayangmu yang membekas di ufuk terdalam cinta ini. Mungkin engkau menyadari betapa aku sangat tersentuh menatap senyummu yang indah.
Izinkan aku melangkah lebih jauh. Mengais setiap kata cinta yang masih terkubur di bilik hati ini. Semua karena matamu yang tak pernah berhenti menatap lekat semua diri ini. Cintamu adalah kekuatanku. Hadirmu adalah hidupku.
Jika engkau berkenan kupajang kata hati ini di linimasamu. Kuharap dia mampu menerangi langkah kakimu yang tak mampu melihat. Kelak ketika fajar menyingsing dan senja menepi goresan hati ini selalu ada untukmu.
Aku hanya bisa mencintai di saat engkau tak mampu berjalan. Jika engkau sanggup melangkah aku siap meninggalkanmu. Aku tahu linimasamu tertulis rindu untuk dia yang bukan aku. Aku tahu bait indah yang terkatakan dalam puisimu bukan untukku. Aku hanya ingin meminjam linimasa hatimu tuk goreskan kata hati ini. Bukan tuk memiliki hanya ingin engkau tahu saat ini hanya dirimu.