Lihat ke Halaman Asli

Aten Dhey

Senyum adalah Literasi Tak Berpena

Mama, Aku Ada dari Adamu

Diperbarui: 4 Februari 2019   00:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Dalam pelukmu ada kenyamanan. Cinta keibuanmu selalu mengalirkan kasih. Doamu menguatkan langkah kakiku. Kutapaki masa depan dengan penuh syukur karena bingkisan indah buah rahimmu. Tatapan matamu meninggalkan kerinduan di saat kujauh darimu. Belaian tanganmu menguatkanku di kala sedih menyapa.

Air susumu menghapus dahagaku. Usapan manjamu membuka ruang hatiku tuk selalu ada untukmu. Hidupku adalah hidupmu. Aku ada dari adamu. Seluruh hidupku disempurnakan dalam hidupmu. Aku mampu mencintai karena engkau mengajarku tentang cinta. 

Aku menangis karena engkau pernah menangisi aku di kala rindu panggil pulang. Engkau pernah gelisah ketika aku tak kunjung sembuh. Engkau pernah marah saat aku selalu berbuat salah. Engkaulah segalanya bagiku.

Aku ingin merasakan cinta pertamamu di saat aku dilahirkan. Aku ingin belajar dari hatimu yang selalu menjagaku dalam balutan kasih seorangmu. Aku rindu menatap senyummu dalam kelopak mataku yang tersingkap oleh cintamu. 

Aku mampu melihatmu karena suaramu memanjakanku. Aku mampu menangis karena batinku selalu tenang .di sisimu. Aku ingin keutuhan cintamu menyelimuti dinginnya hidupku. Karena adaku adalah milikmu.

Salam, PEACE WAELENGGA

Yogyakarta, 04 Februari 2019  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline