Lihat ke Halaman Asli

Aten Dhey

Senyum adalah Literasi Tak Berpena

Puisi | Hujan Pagi Ini

Diperbarui: 3 Februari 2019   11:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Pixabay.com

Kemarin aku berdoa. Semoga hari ini cerah. Agar cemara, kutilang emas dan mentari bisa bermain petak umpet. Sayang, hujan pagi ini sangat deras. Awan membungkus mentari. Burung kutilang kembali ke sarang. Cemara tertunduk lelah menahan butiran air hujan. 

Kutilang emas berkicau indah. Berharap suaranya bisa menghibur mentari yang terpenjara di bayang-bayang awan. Memberi kekuatan bagi cemara untuk tetap tegar. Dari pagi hingga sekarang dia tetap berkicau. Tak peduli suara mulai parau. Dia tetap berharap teman bermainnya bangkit.

Cemara menghibur sahabatnya dengan tersenyum indah di bawah pukulan hujan. Dia sesekali mengeluarkan suara indah ketika diterpa angin. Mentari dan kutiang emas memahami arti suara itu. Mereka dikuatkan dan kembali menatap hari lekas cerah. Ada harap tuk bermain petak umpet lagi.

Mentari berbisik hangat di balik awan. Dia berteriak agar kutilang emas dan cemara tetap bertahan. Sebentar setelah hujan berhenti dia akan memberi kekuatan untuk bangkit. Sinarnya akan menyapu setiap kebahagiaan yang tertunda. Jangan takut sinarku akan membela kegetiran hati kalian sahabatku.

Salam, PEACE WAELENGGA

Yogyakarta, 03 Februari 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline