Lihat ke Halaman Asli

Ngah aroel

Sastrawan

Kado Ulang Tahun dari Ayah

Diperbarui: 19 Januari 2022   11:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seumur hidup aku tidak pernah berbicara dengan ayah, bergurau bersama atau menerima kasih sayang dan timangannya. selama ini hanya ada aku dan ibu di rumah ini, ibu yang membesarkan dan mendidiku tanpa sentuhan sedikitpun dari seorang suami yang selalu didambakan. 

Namun kali ini ayah akan memberikanku sebuah kado di hari ini. Hari yang merupakan hari kelahiranku di atas dunia. Kata ibu, kado itu diberikan ayah sebelum aku dilahirkan di dunia. 

Selama ini ibu menyimpannya dan merahasiakan bahwa aku telah diberi kado oleh ayah. Ibu pernah cerita bahwa kado yang diberi ayah itu sengaja ia simpan tanpa sepengetahuanku sebab itu merupakan pesan yang di sampaikan ayah kepada ibu ketika ibu menerima kado itu. 

Kado itu akan diberikan ibu kepadaku tepat diusiaku yang ke dua puluh tahun. Sekarang hari itu telah tiba, kini usiaku pun telah mencapai dua puluh tahun. Hari ini adalah hari ulang tahun ku.

Sebagai anak satu satunya hasil dari perkawinan antara ayah dan ibu. Aku menjadi anak yang kurang bisa diharapkan oleh orang tua, kerap kali perbuatanku menjadi perbincangan serius oleh kaum ibu-ibu di warung kelontong. 

Selama ini keinginan ku selalu dipenuhi hingga aku pun selalu melakukan hal yang terasa nikmat dalam hidup bahkan terjerumus di dunia hitam pun aku lakukan untuk memenuhi hasrat birahi yang diwariskan oleh ayah. 

Temanku seorang dokter psikologi pernah berkata bahwa apa yang aku lakukan merupakan hasil dari ketidak perhatiannya orang tua kepada anaknya seperti aku dan ini merupakan tingkah laku anak yang tidak pernah mendapat didikan secara maksimal dari kedua orang tua. Ditambah lagi dengan lingkungan di sekitar rumah. 

Maklum lingkungan pasar yang selalu ku hadapi. Itu perlu aku akui sebab selain ayah yang tak pernah mendidikku secara lansung dan ibu yang mendidikku hanya sedikit dari kehidupanku dikarenakan kesibukannya di pasar.

Sejak ayah meninggal dunia, nasib keluarga ku semakin berantakan, tak ada lagi yang bisa memenuhi kehiduan seharihari dari keluarga. Ayah meninggal dunia sebelum aku dilahirkan di dunia ini. Ibu pernah cerita tentang ayah. 

Ia seorang lelaki yang penuh dedikasi dan tanggung jawab terhadap keluarga meski ia kerap meninggalkan ibu dalam waktu cukup lama sebab tugas pelayaran yang dilakoninya. Cukup mengharukan ketika ia menceritakanya kepadaku. 

Tapi sayang, aku tak pernah berjumpa lansung dan bertatap mata dengan ayah. Tapi biarlah, mungkin dengan kado pemberiannya bisa mengurangi rasa kerinduan dan aku merasa telah menerima kasih sayang dari nya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline