Mengemis Senyum di Tanah Asing
(Atanshoo)
Di bawah langit perantauan yang kelabu,
Terlukis rasa rindu yang pilu.
Jauh dari kampung halaman tercinta,
Meniti hidup di tanah yang berbeda.
Setiap langkah kaki terasa berat,
Membawa beban mimpi dan harapan.
Berjuang melawan rasa sepi dan sunyi,
Mencari secercah cahaya di negeri asing.
Kerinduan pada keluarga dan sahabat,
Menjadi melodi yang selalu mendendang.
Air mata menetes di pipi yang pucat,
Saat kenangan indah di kampung halaman terbayang.
Hidup di perantauan penuh dengan rintangan,
Tantangan yang tak terbayangkan sebelumnya.
Diskriminasi dan prasangka yang dihadapi,
Membuat hati semakin teriris dan terluka.
Namun, semangat pantang menyerah tak pernah padam,
Terus berjuang demi masa depan yang cerah.
Bekerja keras tanpa kenal lelah,
Demi meraih mimpi yang diimpikan.
Di perantauan, persahabatan menjadi kekuatan,
Saling menguatkan dan menyemangati.
Bersama-sama melewati rintangan dan kesulitan,
Menciptakan keluarga baru di tanah asing.
Meskipun hidup di perantauan penuh dengan duka,
Ada secercah kebahagiaan yang selalu dinanti.
Saat bertemu dengan orang-orang tersayang,
Dan merasakan kehangatan cinta yang tak tergantikan.
Di perantauan, kita belajar banyak hal,
Tentang arti hidup dan perjuangan.
Kita belajar untuk menjadi mandiri dan kuat,
Dan kita belajar untuk menghargai arti keluarga dan sahabat.
Perantauan bukanlah tempat yang mudah,
Tapi di sini kita menemukan jati diri.
Di sini kita belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik,
Dan di sini kita belajar untuk meraih mimpi yang tertunda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H