Kamar Gelap
(Atanshoo)
Ruang hampa menyapa pagi,
Cahaya menerobos tirai lusuh,
Menemani sepi yang tak terperi,
Di kamar yang remang dan kelam.
Selimut tebal tak lagi hangat,
Hanya dingin yang menusuk tulang,
Menemani rasa yang kian meredup,
Terjebak dalam depresi yang kelam.
Dinding putih seakan mencekik,
Langit-langit bagaikan jurang,
Setiap sudut terasa membingungkan,
Mempersempit ruang untuk bernapas.
Air mata tak lagi mampu menetes,
Hanya kehampaan yang tertahan,
Rasa sakit yang tak terobati,
Menyiksa jiwa yang terluka.
Pikiran bagaikan belantara liar,
Penuh keraguan dan ketakutan,
Mencari jalan keluar yang tak terlihat,
Terjebak dalam labirin kesunyian.
Setiap detik bagaikan berabad,
Menunggu fajar yang tak kunjung datang,
Menanti secercah harapan yang redup,
Di dalam kamar yang sunyi dan kelam.
Namun, di sudut hati yang terdalam,
Masih ada secercah cahaya yang bersembunyi,
Menunggu untuk dibangkitkan kembali,
Menemukan kekuatan untuk bangkit dan berdiri.
Kamar ini bukan akhir dari segalanya,
Hanya sebuah tempat untuk berlindung,
Sebelum kembali melangkah ke dunia,
Dengan semangat baru yang membara.
Suatu hari nanti, aku akan keluar dari sini,
Meninggalkan kamar yang kelam ini,
Menyambut mentari pagi yang cerah,
Dan memulai hidup yang baru lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H