Lihat ke Halaman Asli

Atanshoo

Mahasiswa

Sajak Sendu Tukang Becak

Diperbarui: 23 Februari 2024   14:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sajak sendu tukang becak-atanshoo (Adlin Rachman Pradan on unsplash)

Sajak Sendu Tukang Becak

(Atanshoo)

Di persimpangan jalan yang ramai,
Di bawah terik matahari yang panas,
Seorang tukang becak menanti,
Harapan penumpang yang tak kunjung datang.

Keringat membasahi dahinya,
Kerutan menghiasi wajahnya,
Tangannya yang kasar menggenggam stang becak,
Menahan beban hidup yang berat.

Suara klakson mobil yang bising,
Menderu di telinganya,
Membuatnya semakin tertekan,
Merasa terpinggirkan di zaman modern.

Dulu becak adalah raja jalanan,
Sekarang hanya tersingkir di sudut kota,
Tergantikan oleh kendaraan modern,
Yang lebih cepat dan lebih nyaman.

Namun tukang becak tetap bertahan,
Mencari nafkah untuk keluarganya,
Dengan semangat yang tak pernah padam,
Meskipun hidup terasa begitu pahit.

Di malam yang sunyi,
Tukang becak kembali ke rumah,
Dengan membawa uang yang tak seberapa,
Namun cukup untuk menghidupi keluarganya.

Dia adalah pahlawan tanpa tanda jasa,
Yang bekerja keras untuk keluarganya,
Meskipun hidupnya penuh dengan kesederhanaan,
Dia tetap bersyukur kepada Tuhan.

Sajak sendu tukang becak,
Adalah kisah tentang perjuangan hidup,
Tentang semangat yang tak pernah padam,
Di tengah kerasnya kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline