Pewaris Tahta Rakyat
(Atanshoo)
Di tanah pusaka nan permai,
Terukir kisah dinasti yang ramai.
Tahta diwariskan bagai harta benda,
Rakyat jelata hanya bisa merenda.
Sang pewaris, pangeran muda,
Didudukkan di singgasana tanpa kuda.
Pengalaman minim, pengetahuan dangkal,
Hanya nama besar yang menjadi modal.
Para menteri, kroni dan kerabat,
Berkumpul di istana bagai semut.
Menjilat sang raja demi keuntungan pribadi,
Rakyat diabaikan, hidup merana di negeri sendiri.
Suara kritis dibungkam dengan paksa,
Kebebasan berekspresi dibungkus duka.
Media dibungkam, kritikus dibungkam,
Hanya pujian yang digemakan.
Negeri pusaka, negeri tercinta, Terjebak dalam pusaran dinasti yang tak terencana.
Eh atau sudah terencana ya?
Kapan rakyat bisa hidup sejahtera?
Kapan keadilan dan kebenaran bisa bersatu di negara?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI