Lihat ke Halaman Asli

Atanshoo

Mahasiswa

Kudeta Kucing: Kisah Meong dalam Istana Kekuasaan

Diperbarui: 21 Januari 2024   12:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rashid Hamidov on Unsplash

Puisi: "Kudeta Kucing: Kisah Meong dalam Istana Kekuasaan"

(Atanshoo)

Di istana megah di tengah kota,  
Dimana manusia berkuasa, menjalankan roda.  
Ada kisah unik yang jarang terdengar,  
Kisah kucing, Meong, dalam permainan kekuasaan yang luar biasar.

Meong, si kucing belang tiga,  
Berjalan anggun, penuh gaya.  
Dia bukan sekedar hewan peliharaan biasa,  
Tapi penguasa sejati, di koridor istana yang megah dan rupa.

Dengan langkahnya yang lembut tapi pasti,  
Dia mengintai, mengamati, dalam diam tapi berarti.  
Di balik tirai, di bawah meja,  
Meong mendengar rahasia, melihat drama kekuasaan yang terjeda.

Matanya yang tajam memandang penuh arti,  
Seolah berkata, "Aku tahu lebih dari yang kalian pikirkan, wahai manusia cerdik dan cerdiki."  
Di ruang rapat, dia duduk di kursi terhormat,  
Menyimak diskusi, dengan ekspresi yang tenang dan selalu tepat.

Ketika malam tiba, dia beraksi,  
Melakukan gerakan liciknya, strategi yang tak terprediksi.  
Dari satu kamar ke kamar lain, dia bergerak dengan senyap,  
Membisikkan pesan, merajut jaringan, dalam kegelapan yang terlampir.

Kucing ini, ah, bukan sembarang kucing,  
Dia pemain politik ulung, dengan taktik yang mengejutkan.  
Meong memanipulasi, mengatur skenario,  
Dengan cakar lembutnya, dia mengubah jalannya cerita, bukan sekedar teori belaka.

Tapi jangan salah, Meong bukan tiran,  
Dia hanya ingin yang terbaik, untuk istana dan semua penghuninya.  
Dengan cara yang misterius, dia menjaga keseimbangan,  
Membuat semua berjalan lancar, dengan cara yang elegan dan penuh perhitungan.

Dan begitulah kisah Meong, kucing istana,  
Bukan sekedar hewan peliharaan, tapi penguasa dalam bayangan.  
Di antara dinding-dinding istana yang kokoh,  
Dia menulis sejarah, dengan cara yang halus, tetapi sangat jauh dari kata biasa.

---




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline