Angka kasus dan penyebaran covid-19 akhir-akhir ini begitu memuncak. Kapasitas rumah sakit dan tempat karantina juga makin hari kian kesulitan menampung pasien. Kini, pemerintah tengah berikhtiar menekan angka covid-19 dengan memberlakukan PPKM. Hal lain yang perlu juga dikejar adalah kekebalan massal (herd immunity) dengan cara vaksinasi warga minimal 70% dari total penduduk Indonesia.
Berkenaan dengan vaksinasi, saya teringat dengan ucapan teman saya yang berkata seperti ini, "Kita harus bedain science sama politik/bisnis. Secara science aku akui covid ini bahaya, banyak nyawa hilang, banyak yg ngerasain dampak buruk dari covid-19. Jadi aku juga ikut prokes aja, ga berkeliaran, berusaha jaga imunitas dengan cara lain selain divaksin. Secara bisnis/politik harus diakui juga bahwa banyak oknum dibelakang pandemi ini ataupun yg memanfaatkan pandemi ini, jadi harus banyak hati."
Dalam tulisan ini, saya bukan hendak menanggapi pendapat bahwa di balik pandemi ini ada politik bisnis. Namun, saya akan menanggapi vaksinasi dari sudut pandang yang lain, yaitu ilmu pengetahuan terkait. Menurut saya, alangkah bijaknya jika melihat sisi urgensi dari vaksin itu sendiri. Jika sedari awal sudut pandang yang ditunjukkan dalam berkomentar adalah menyerang personal, saya pikir itu bukanlah tindakan kritis, tetapi skeptis. Tindakan skeptis riskan melihat sesuatu secara subjektif, sebab sedari awal objek yang dijadikan bahan kritik adalah person, bukan hasil pemikirannya.
Untuk melihat urgensi vaksin ini, kita perlu memahami bagaimana cara kerja vaksin dan mengapa hal tersebut menjadi perbincangan sejak wabah virus covid-19 ini ada? Mengapa sejak awal para peneliti bersikeras untuk membuat vaksin dan bukan obat?
Cara Kerja Vaksin dan Hubungannya Dengan Kekebalan Tubuh
Imun tubuh kita terdiri dari milyaran sel, ibarat pasukan militer yang siap menghadang musuh, melindungi tubuh kita dari musuh seperti virus dan bakteri yang hendak membuat tubuh kita sakit. Pasukan imun ini tugasnya bermacam-macam. Ada yang menjaga perbatasan, mengidentifikasi jenis musuh, mencari tahu basecamp musuh ketika di dalam tubuh, menyerang musuh, menyimpan arsip mengenai informasi musuh, bahkan ada yang menegur anggota pasukan jika bermalas-masalan. Mereka semua bekerja sama agar tubuh kita ini tidak terserang oleh penyakit.
Supaya imun siap menghadapi musuh, tentu mereka perlu mengenali musuh mereka terlebih dahulu supaya bisa menang dalam pertempuran. Satu-satunya cara mengenalkan musuh itu kepada imun kita adalah dengan vaksinasi.
Vaksin bekerja sebagai pelatih system kekebalan tubuh dalam rangka mengenalkan patogen baik virus ataupun bakteri. Untuk mengenalkan patogen tersebut, vaksin berisi patogen yang mati dan bisa juga berisi patogen yang telah dilemahkan. Sehingga, vaksin bisa diibaratkan sebagai media latihan tempur bagi imun supaya siap menghadapi musuh yang sebenarnya. Dengan simulasi tempur melalui vaksin, imun dapat mengidentifikasi musuh, mengenali medan perangnya, hingga merencanakan strategi tempur sedari dini.
Berbeda halnya jika imun tidak mengenali musuhnya, tentu mereka akan planga-plongo, kebingungan bagaimana cara untuk melawan musuhnya itu. Jika dianalogikan sebagai pertempuran, pasukan militer yang seperti ini tentu akan dihadapkan pada kekalahan. Terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk berpikir, membuat musuh memiliki banyak peluang untuk menyerang. Efek yang timbul jika imun kita kalah yaitu tubuh kita akan sakit. Jika patogen yang menang adalah patogen yang ganas dan berbahaya, akan fatal akibatnya terhadap kesehatan dan mungkin akan menyebabkan kematian.
Pengenalan patogen ke dalam tubuh ini tidak bisa digantikan oleh cara apapun, termasuk minum obat, olahraga, menjalankan prokes, atau menjalankan pola hidup sehat. Cara-cara tersebut berfungsi untuk membuat imun kita kuat, bukan untuk membuat imun kita mengenali musuh kita. Namun, bukan berarti cara tersebut tidak berguna. Justru pola hidup sehat harus seiringan dengan vaksinasi. Supaya ketika vaksinasi, imun kita mengeluarkan kemampuan terbaiknya untuk latihan tempur melawan musuh.
Ganasnya Covid-19, Wabah Baru yang Harus Dikenalkan Pada Tubuh
Berikut adalah data terbaru Covid-19 di Indonesia dari JHU CSSE COVID-19 Data dan Our World in Data, diperbaharui pada 30 Juni 2021 :