Lihat ke Halaman Asli

Sepakbola dan Islam

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jum’at (08/06/12) adalah hari di mana akan dilaksanakannya pembukaan euro 2012 di warsaw, polandia. Jutaan pasang mata di pastikan menunggu untuk event ini tak terkecuali negara indonesia yang penduduknya di perkirakan  mencapai kurang lebih 250 juta jiwa, bahkan di indonesia telah ada acara pembukaan dan konser untuk menyambut euro 2012  beberapa jam sebelum pembukaan euro 2012 di  polandia berlangsung.

Bagaimana tidak, pesona sepakbola memang sangat luar biasa terutama sepak bola eropa yang di dengang-dengungkan sebagai sepakbola terbaik di dunia sampai-sampai ada artikel yang sempat saya baca berjudul “Tuhan pun senang menonton sepakbola” yang sungguh menjadikan sepakbola adalah kompetisi yang sangat populer.

Namun tahukah kita bahwa selagi berlangsungnya acara konser menantikan pebukaan euro 2012 yang di siarkan di salah satu stasiun TV swasta ini, di waktu yang bersamaan berlangsung pula pembukaan acara MTQ Nasional XXIV di Ambon, Maluku yang  juga di siarkan di stasiun TV nasional. Acara yang  berorientasi pada kompetensi Al-Qur’an ini berlangsung selama kurang lebih 9 hari.

Bagi saya, sungguh miris rasanya menyaksikan negara berpenduduk umat islam terbesar di dunia ini menyaksikan ribuan orang bernyanyi dan menari  bersama  menyambut kompetensi sepakbola  sementara acara pembukaan kompetisi Al-Qur’an sedang berlangsung.

Lebih sedih lagi dengan media-media penyiar berita yang terus saja sibuk membahas strategi apa yang akan di turunkan oleh tim-tim di euro 2012 nantinya tanpa pernah memberitakan apapun tentang MTQ Nasional XXIV di tanah Ambon manise, lebih miris lagi kita tidak diberikan ruang untuk menyaksikan kompetisi tersebut berlangsung (Tidak Disiarkan), kita hanya di berikan ruang untuk menghabiskan sepertiga malam kita untuk menyaksikan sepekbola.

Jujur saja, saya pun adalah pencinta sepakbola,  namun menyaksikan realita tersebut terjadi, ada rasa bersalah terhadap agama yang selama ini terpampang jelas di KTP, rasa bangga beragama islam telah terkikis dengan rasa bangga ketika tim yang kita idolakan menang, kita lebih senang menghabiskan sepertiga malam kita untuk menyaksikan sepakbola ketimbang memohon belas kasih dari sang maha kuasa.

Hal yang sangat menyedihkan pula bahwa kita sebagai orang indonesia tidak belajar dari sepakbola luar negeri yang begitu tertib dan menjunjung tinggi nilai sportivitas, sehingga kita harus menyaksikan saudara-saudara kita meninggal dunia beberapa waktu lalu di tengah fanatisme sepakbola, lalu kalau sudah meninggal seperti itu, apakah kita masih tetap bangga menghadapnya dengan predikat fanatik sepakbola? ataukah memang tuhan memang senang menonton sepakbola sehingga kita mendapat tempat yang utama karena mati dalam keadaan menonton sepakbola.

Tolong di renungkan kembali! saya tidak bermaksud untuk menjadi seorang yang sok suci, sok alim, atau apalah sebagainya, namun saya hanya ingin berbagi apa yang saya saksikan, semoga bisa bermanfaat. wassalam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline