Lihat ke Halaman Asli

"Tentang Irama Lawas"

Diperbarui: 24 Juni 2015   08:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku masih mengingatnya.. diakhir Mei.. sekitar 730 hari yang lalu..itu sudah lama..

Sudah menelan lebih sejuta menit serta puluhan juta detik

irama yang ditiupnya lewat sebuah seruling bambu itu masih tetap mengiangi kupingku

tarian jari-jarinya yang terlihat langgam itu sesekali melintas di depan mata

masih tetap memikat hatiku.. masih tetap memberi semangat baru dikala ambruk..

serasa sangat sulit kulupa, sulit ku hilangkan

padahal waktu itu tak bisa ku lihat lagi sekarang

seharusnya sudah lawas tapi masih saja terlihat anyar

aku hanya ingin tau.. bukan hanya sekedar dibelakang saja..

Jika irama itu tak mengikutiku selalu.. aku pasti tak ingin tau..

Tapi entah.. siapa yang selalu mengingatkannya..

Siapa yang selalu memutar irama itu di kupingku??

Malaikatkah?!!

Setankah?!!

Ini tanda atau jebakan di hidupku..

Gusti.. ampunilah.. dan tunjukkanlah..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline