Bagaimana disiplin ilmu pragmatik dapat meningkatkan komunikasi yang efektif dan efisien?
Bahasa merupakan sarana fundamental manusia dalam melakukan komunikasi. Komunikasi yang efektif dan efisien merupakan kunci untuk mencapai sebuah bentuk pemahaman yang tepat dalam berinteraksi. Dalam melakukan interaksi sosial, individu memerlukan kemampuan dalam pemilihan kata, memperhatikan struktur kalimat serta makna suatu kalimat yang disesuaikan dengan konteks dan situasi. Dengan demikian, setiap individu perlu memahami penggunaan bahasa pada konteks sosial dengan mempelajari cabang ilmu linguistik yaitu pragmatik. Pemanfaatan pragmatik memungkinkan setiap individu memahami makna implisit di balik ujaran untuk menghindari kesalahpahaman dan memperkuat hubungan melalui komunikasi yang efektif dan efisien.
Lalu, bagaimana proses pragmatik dalam menafsirkan makna implisit sebuah ujaran?
Respon yang tepat terjadi apabila individu dapat memahami sebuah pesan sesuai dengan konteks, tujuan, dan maksud lawan bicara. Dalam komunikasi sehari-hari, pemanfaatan pragmatik dapat dilakukan dengan memperhatikan konteks, nada, dan bahasa tubuh. Misalnya, ketika berbicara dengan orang yang sedang marah maka kita harus memahami konteks emosinya dan menanggapi dengan empati. Selain itu, memahami perbedaan budaya dan bahasa juga penting untuk menghindari kesalahpahaman.
Proses pemahaman pragmatik memungkinkan individu dapat mengenali nuansa bahasa, seperti ironi, sindiran, dan metafora. Dengan pemahaman tersebut, individu dapat memperkaya proses komunikasi dan menghindari ketimpangan makna yang dapat menyebabkan kesalahpahaman. Misalnya, ketika seseorang mengatakan "Aku lapar!", makna implisitnya bisa jadi "Ayo, kita makan!" atau "Tolong, aku butuh makanan!". Pemahaman pragmatik membantu individu dalam menangkap makna sebenarnya dan merespons secara tepat. Dalam dunia profesional, pemahaman pragmatik juga membantu meningkatkan komunikasi efektif dan menghindari konflik.
Pragmatik menghubungkan bahasa dengan emosi antarindividu yang saling berhubungan dalam proses komunikasi. Seiring perkembangan zaman, proses komunikasi berkembang semakin kompleks sehingga kemampuan memahami konteks bersifat krusial. Dengan demikian pragmatik penting diajarkan pada setiap individu dalam pembelajaran bahasa. Setiap individu tidak hanya memerlukan belajar mengenai tata bahasa maupun kosa kata namun juga penggunaan bahasa sesuai konteks dan situasi dalam komunikasi seperti bagaimana pemilihan kata dalam meminta izin, meminta maaf serta mengucapkan terima kasih. Keterampilan tersebut membantu akan membantu individu dalam kehidupan di masa yang akan mendatang.
Pada era digital kini, pemahaman pragmatik bersifat hakiki dalam komunikasi. Proses komunikasi sering terjadi melalui media sosial dimana komunikasi bersifat terbatas pada teks yang biasanya tanpa mengetahui ekspresi dan nada lawan bicara. Misalnya, memahami nuansa bahasa dalam pesan teks atau komentar media sosial. Dengan pragmatik, individu memiliki keterampilan memahami makna dari kata-kata dengan penyesuaian konteks sehingga membantu individu dalam menghindari kesalahpahaman. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan kemampuan pragmatik dalam komunikasi untuk meningkatkan hubungan interpersonal dan profesional. Pragmatik memberikan pemahaman kepada setiap individu bahwa cermin dari interaksi sosial terletak pada komunikasi antar individu. Pemahaman bahasa yang baik menjadi indikasi memahami manusia lain dengan baik. Dengan demikian, individu yang memahami pragmatik memiliki seni menciptakan komunikasi yang efektif dan efisien untuk mencapai kesepahaman yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H