Lihat ke Halaman Asli

MUI Kota Bandung: LDII Berkontribusi dalam Perjuangan Ekonomi Umat

Diperbarui: 24 Oktober 2021   09:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung: Prof. Dr. KH. Miftah Faridl | Dokpri

Jakarta (22/10). Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung Prof. Dr. KH. Miftah Faridl bersilaturrahim ke Pondok Pesantren (Ponpes) Minhaajurrosyiddin, Pondok Gede, Jakarta Timur.
Kehadirannya, diiringi Anggota Bidang Hubungan Antar Lembaga DPD LDII Kota Bandung H. Ucep Himawan dan H. Asep Permana. Mereka sebelumnya berkunjung ke Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat.

KH. Miftah Faridl alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) ini sudah sering bersilaturrahim dengan pengurus LDII di Jawa Barat. Dalam kunjungannya ke Ponpes Minhaajurrosyiddin, ia disambut oleh Ketua DPP LDII Dr. Ir. H. Teddy Suratmadji dan Ketua Ponpes Minhajurrosyiddin Ir. KH. Muhammad Asy'ari Akbar.

Mereka mengajak KH. Miftah Faridl melihat aktivitas pengajian santri, Kampus STAIMI, Padepokan persinas ASAD, pengelolaan sampah mandiri hingga urban farming alias pertanian kota yang dilakukan di ponpes yang bernaung di bawah LDII itu. Ia pun mengapresiasi proses pembangunan fasilitas dan Masjid Ponpes Minhaajurrosyiddiin yang menurutnya indah.

"Hari ini saya bisa bersilaturrahim dengan pengurus LDII di Ponpes Minhaajurrosyiddiin. Saya melihat, kegiatan LDII di sini baik untuk dipelajari berbagai pihak. Selain mendidik santri menjadi muslim yang baik, LDII juga bisa membantu masyarakat dalam berbagai hal," ujarnya.

Menurutnya, problem di kota salah satunya menyangkut sampah. Jika ada inisiatif pengelolaan sampah seperti di Ponpes Minhaajurrosyidiin,  KH. Miftah Faridl mengatakan, problem sampah di kota-kota bisa berkurang, begitu juga kreativitas yang lain dan usaha yang sudah dirintis LDII perlu dikembangkan.

Tak hanya sampah, menurutnya ada problem lain yang dihadapi umat saat ini. Selain kurang mengerti agama, kemandirian ekonomi umat saat ini juga kurang. Perjuangan umat muslim saat ini, selain menjadikan umat yang saleh, juga mendorong mereka mandiri secara ekonomi.

"Apapun yang kita lakukan tantangan pasti ada. Kita harus tetap ikhlas karena yang sukses adalah  mereka yang mampu menghadapi tantangan dan kesulitan. Saya lihat, pesantren ini memberi jawaban soal kemandirian umat. Saya mengapresiasi, semoga bisa menjadi bagian dari ibadah pada Allah SWT," ujarnya.  

KH. Miftah Faridl  Kembali menambahkan, paling tidak ada terobosan berupa masyarakat yang diberi keterampilan agar mandiri. Rumusnya harus bisa mandiri, paling tidak mereka tidak mengemis. "Yang saya ketahui LDII termasuk salah satu lembaga keagamaan yang sering mengkampanyekan soal kemandirian umat dan sering melakukan kegiatan seperti ini," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, KH. Muhammad Asy'ari Akbar mengatakan, ponpes juga berkotnribusi menjadi solusi umat saat ini.  Contohnya permasalahan sampah, Ponpes Minhaajurrosyiddin ini mencoba mengelola sampah, sehingga menjadi zero waste.

Menurutnya, santri di ponpes  tak hanya diajari ilmu agama, tetapi diberikan softskill alias keahlian, salah satunya urban farming . Setelah santri keluar dari pondok, selain berdakwah agama mereka juga memiliki kemandirian, bertani dan berkebun misalnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline