Ketika membaca NEWSLETTER CIRCLES INDONESIA, dalam rangka memperingati hari jadi Circles Indonesia ke 4--12 Agustus 2024.
Membaca tanggapan dari Pak Dhimas Anugrah, M.Th. (Pendiri dan Ketua Komunitas Circles Indonesia), beliau mengatakan bahwa: "Pendidikan merupakan jantung dari kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa. Tanpa pendidikan yang berkualitas, sebuah bangsa akan sulit maju dan bersaing di panggung global." (Newsletter Circles Indonesia)
Circles Indonesia menyediakan ruang terbuka bagi diskursus filosofis dan teologis tentang masalah-masalah agama, filsafat dan etika.
Memulai tulisan ini penulis mengutip suatu pepatah: "Non scholae sed vitae discimus", kita belajar bukan untuk sekolah melainkan untuk hidup". Pepatah Seneca, seorang filsuf dan pujangga Romawi (wikipedia.org).
Dari pepatah tersebut mengajarkan kita, manusia, belajar bukan hanya untuk mengejar nilai semata, melainkan untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan yang lebih baik di masa depan.
Nilai akademis sering kali dianggap sebagai tolak ukur keberhasilan, tetapi sebenarnya esensi dari proses belajar terletak pada pengembangan diri, kemampuan berpikir kritis, serta keterampilan yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan sehari-hari.
Dengan belajar, seseorang mendapatkan pengetahuan, etika, dan wawasan yang akan membantu mereka membuat keputusan yang bijak, mengatasi tantangan, dan menciptakan kehidupan yang lebih bermakna.
Oleh karena itu, tujuan belajar tidak hanya mengejar nilai, tetapi juga membentuk karakter yang lebih baik dan mempersiapkan individu menghadapi tantangan global.
Jadi, pentingnya pendidikan yang merupakan landasan esensial bagi kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa, yang mendukung pengembangan potensi individu dan kolektif untuk mencapai masa depan yang lebih baik.
Tanpa pendidikan yang berkualitas, sebuah negara akan kesulitan dalam mencapai perkembangan ekonomi, sosial, dan budaya yang seimbang.