Lihat ke Halaman Asli

Detik yang Takkan Kembali

Diperbarui: 3 September 2024   14:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi waktu yang tidak kembali (sumber gambar: dokpri/Image by 8photo on Freepik)

Waktu adalah jam Tuhan yang berdetak di nadi
setiap detik adalah mutiara yang tak ternilai
Dalam genggaman kita, waktu berlalu sekejap
namun di dalam hati, gema maknanya tetap terdengar

Setiap detik adalah cangkir penuh kehidupan
isinya yang tidak kita ketahui kapan akan habis
Setiap percakapan, seteguk air kehidupan
namun gelas itu akan kosong, tak lama kemudian

Hari adalah kanvas yang diwarnai oleh waktu,
kita adalah pelukis dengan kuas yang tak bisa mundur
Namun, catnya tak pernah kembali ke palet
kita hanya bisa melukis dengan apa yang tersisa

Ketika jam Tuhan berhenti, tinta habis, kuas pun berakhir
kanvas kosong menatap kita dalam hening
mengingatkan bahwa setiap warna adalah anugerah
setiap detik adalah nada dalam simfoni yang fana


Asyer Arwadi Bulan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline