Lihat ke Halaman Asli

Ajarkan Anak untuk Tidak Mengumpat: Fondasi Karakter yang Kuat untuk Masa Depan

Diperbarui: 13 Agustus 2024   21:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi anak mengumpat (sumber gambar: dokpri/schoolofparenting.id)

Ketika bermain bersama keluarga di taman Lawang Kuari, yang sudah penulis tuangkan dalam tulisan "Kekecewaan di Taman: Kenyamanan yang Hilang Akibat Sampah Berserakan dan Terpapar Polusi Suara."

Tidak hanya sampah berserakan di mana-mana, namum polusi suara pun turut menambah ketidaknyamanan, anak-anak yang bermain game dengan gadget mereka sambil mengeluarkan umpatan yang kasar, tanpa ada rasa bersalah.

Sebagai orang tua, dalam keluarga, merupakan tanggung jawab bagi kita untuk mengajarkan kepada anak kita untuk tidak mengumpat atau berkata kasar, hal ini berbicara tentang kualitas hidupnya untuk hari kelak.

Mengumpat, kata dasarnya ada umpat. Umpat, menurut kbbi.web.id: perkataan yang keji (kotor dan sebagainya) yang diucapkan karena marah (jengkel, kecewa, dan sebagainya); cercaan; makian; sesalan; umpatan.

Mengumpat adalah 1 mengeluarkan umpat(an); memburuk-burukkan orang; mengeluarkan kata-kata keji (kotor) karena marah (jengkel, kecewa, dan sebagainya); 2 mencerca; mencela keras; 3 mengutuk orang karena merasa diperlakukan kurang baik; memaki-maki.

Jika merujuk dari id.wikipedia.org, umpatan adalah kata-kata kotor/kasar, ucapan jorok, sumpah serapah, caci-maki, atau ungkapan tidak senonoh adalah ungkapan bahasa yang secara sosial bersifat menyerang, menghina, menistakan, atau merendahkan orang lain.

Jadi, mengumpat adalah penggunaan kata-kata keji, kasar, atau hinaan yang diucapkan saat marah, kecewa, atau jengkel, dan bertujuan merendahkan orang lain. Umpatan mencerminkan emosi negatif dan bisa berdampak buruk pada hubungan sosial serta karakter seseorang.

Mengajarkan anak kita untuk tidak mengumpat adalah langkah penting dalam membentuk karakter dan moral yang baik.

Umpatan, meskipun tampak sepele, sebenarnya mencerminkan emosi negatif yang bisa memengaruhi hubungan sosial dan pandangan hidup seseorang.

Sejak dini, anak-anak perlu memahami bahwa kata-kata yang mereka ucapkan memiliki dampak, baik terhadap diri mereka sendiri maupun orang lain di sekitarnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline