Lihat ke Halaman Asli

17 Tahun Usia Pernikahan: Bersama, oleh Kasih Tuhan

Diperbarui: 10 Juli 2024   23:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keluarga penulis (sumber gambar: dokpri)

Ketika pada saat itu, 17 Tahun yang lalu.

Mengucapakan janji Pernikahan, mengakui di hadapan Tuhan Yesus dan Jemaat-Nya, bahwa engkau adalah istriku satu-satunya, dan akan hidup bersamamu dalam pernikahan suci seumur hidupku, dan mengasihimu sama seperti aku mengasihi diriku sendiri, mengasuh dan merawatmu, menghormati dan memeliharamu dalam keadaan susah dan senang, dalam keadaan kelimpahan atau kekurangan, dalam keadaan suka dan duka, dalam keadaan sakit dan sehat dan setia kepadamu selama aku hidup. Dan akan menjaga kesucian perkawinanku ini sebagai suami yang setia dan takut akan Tuhan sepanjang umur hidupku.

Dan di hari ini dan selamanya, biarlah selalu berserah kepada Tuhan yang menjaga dan memelihara kehidupan kita.

Kalimat di atas merupakan momen pengucapan janji suci pernikahan dalam pemberkatan nikah. Dan selalu, setiap tahunnya, penulis tulis di beranda media sosial facebook penulis.

Hal tersebut dilakukan untuk selalu mengingatkan penulis akan kasih penyertaan Tuhan di sepanjang usia pernikahan penulis. Dan kebetulan, tahun ini tepat menginjak di usia ke-17 tahun.

17 (tujuh belas) tahun adalah usia yang sering dianggap sebagai sweet seventeen bagi remaja. Namun, dalam konteks pernikahan, usia tujuh belas tahun adalah pencapaian yang luar biasa, sebuah perjalanan panjang yang penuh tantangan dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

Ketika pada saat itu, 17 tahun yang lalu, kita berdiri di hadapan Tuhan Yesus dan jemaat-Nya, mengucapkan janji pernikahan yang sakral.

Di bawah naungan kasih dan berkat-Nya, aku mengakui engkau sebagai istriku satu-satunya. Pada momen yang penuh makna itu, aku berjanji untuk hidup bersamamu dalam pernikahan suci sepanjang hidupku, dengan komitmen yang kuat dan tak tergoyahkan.

Aku berikrar untuk mengasihimu sama seperti aku mengasihi diriku sendiri. Ini adalah janji yang mendalam, mencakup segalanya---mengasuh dan merawatmu, menghormati dan memeliharamu dalam segala keadaan.

Baik dalam susah maupun senang, dalam kelimpahan maupun kekurangan, dalam suka maupun duka, dan dalam sakit maupun sehat, aku bertekad untuk tetap berada di sisimu, memberikan dukungan dan cinta tanpa syarat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline