Dalam deru perang batin
Di antara dendam dan sakit hati
Ada bisikan lembut yang sukar diterima
Mengasihi, dan berbuat baiklah kepada musuhmu, bisiknya
Mengasihi dengan tulus, tanpa dendam.
Di dalam hatiku bergolak, logikaku menolak
Mengapa aku harus mengasihi mereka yang melukaiku?
Namun, suara itu tak pernah reda
Seperti aliran sungai yang tak kenal lelah
Mengalir menuju laut pengampunan.
Mengasihi musuh, bukanlah tanda lemahnya kita
Tapi kekuatannya yang melebihi pedang
Menembus dinding kebencian yang telah menebal
Menghancurkan belenggu dendam yang merantai jiwa.
Mataku merah yang penuh amarah
Kini memandang dengan belas kasih
Luka yang sangat dalam, mulai sembuh
Dalam pelukan pengampunan yang tulus
Mengasihi musuh, meretas jalan damai.
Ini adalah kasih yang radikal, dari Tuhan
Kasih yang menolak balas dendam
Kasih yang memilih untuk memaafkan
Dan dalam kasih yang tak terbatas ini
Kita temukan kekuatan sejati.
Tak mudah memang, mengasihi musuh
Kita temukan jati diri kita yang sejati
Hati yang terbuka, tangan yang siap menolong
Dan dunia yang lebih damai, karena cinta yang radikal.
Asyer Arwadi Bulan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H