Lihat ke Halaman Asli

asyam shobir

penggiat literatur budaya

Legenda Putri Alun, Cikal Bakal Berdirinya Candi Tawangalun

Diperbarui: 14 April 2020   06:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

.wisatasidoarjo.com

Pada masa kerajaan Majapahit, ada seorang penguasa sakti mandraguna di wilayah Tawangalun bernama Resi Tawangalun, ia berasal dari bangsa Raksasa /Jin. Resi Tawangalun mempunyai putri bernama Putri Alun. 

Suatu ketika putri Alun menyukai Raja Brawijaya yaitu Raja Majapahit di masa itu. Demi mewujudkan keinginan putrinya, sang resi merubah wajah Putri Alun terlihat sangat cantik. Dan akhirnya sang rajapun terpikat hati dan mempersunting Putri Alun sebagai istri selirnya. 

Namun ada sifat asli sang putri yg kurang disukai banyak orang, yaitu makan daging mentah, hingga suatu saat sifat aslinya muncul dan diketahui oleh orang istana. Berita santer itu sampailah ke telinga sang raja, hingga murka dan mengusir Putri Alun dari istana dalam keadaan hamil. Putri Alun pun kembali ke ayahnya, dan melahirkan seorang putra diberi nama Arya Damar. 

Waktu berjalan, Arya Damar beranjak dewasa dan putri Alun memberi tahu sang putra bahwa ayahanda nya adalah Raja Brawijaya. Dengan ijin sang Resi dan ibunya, berangkatlah Arya Damar untuk mencari ayahnya. Ketika Arya Damar sampai di Majapahit dan menghadap ke Raja Brawijaya, Arya Damar mengaku bahwa dia adalah anak Raja Brawijaya dari selir Putri Alun. 

Namun bukannya sambutan yg ia dapatkan, malah ia diusir dari Majapahit, karena kecewa dengan perlakuan ayahanda nya, Arya Damar pun akhirnya kembali ke Tawangalun. Putri Alun, sang Ibunda Arya Damar merasa prihatin dengan nasib putranya, lalu ia mendirikan sebuah candi sebagai wujud rasa kasihnya terhadap Arya Damar. 

Lalu Arya Damar masuk kedalam candi untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta alam semesta. Arya Damar  merenungi tentang makna kehidupan dan bersemadi hingga moksa.

Legenda itulah yg hingga sekarang masih dipercaya oleh warga setempat. Setiap malam kamis dan bulan purnama banyak orang yg datang ditempat ini untuk melakukan meditasi di tempat sakral ini.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline