Lihat ke Halaman Asli

Heat Wave, Gelombang Panas Ekstrem yang mengancam nyawa

Diperbarui: 26 Juni 2024   20:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suhu panas adalah sesuatu yang sudah biasa kita jumpai, Indonesia yang memiliki iklim tropis membuat setidaknya kita pasti merasakan musim kemarau, dimana musim yang memiliki intensitas suhu panas yang lebih dibandingkan dengan musim lainnya. Akan tetapi tahun ini dibeberapa wilayah di belahan dunia lain mengalami sebuah fenomena dimana suhu di sekitar lingkungan mengalami peningkatan atau sering kali disebut heat wave atau gelombang panas ekstream.

Gelombang panas ekstream atau heat wave ini sering kali dianggap sebelah mata, tetapi efek yang dihasilkan dari fenomena ini begitu besar. Banyak sekali faktor yang menjadi penyebab mengapa heat wave bisa terjadi salah satunya adalah pemanasan global dan perubahan iklim dunia. pemanasan global mengambil banyak sekali peranan terhadap lahirnya fenomena heat wave ini, pemanasan global sendiri adalah ulah dari manusia yang masih belum menemukan solusi pengganti dari bahan bakar fosil yang banyak menghasilkan karbondioksida. Mengapa karbondioksida menjadi salah satu penyebab terjadinya heat wave? karena karbondioksida membuat panas dari sinar matahari terperangkap dan tidak dapat memantul kembali ke luar atmosfer, fenomena ini sering kali disebut sebagai efek rumah kaca.

Gelombang panas ini juga berkaitan erat dengan tingat kelembahan suatu wilayah, jika suatu wilayah memiliki tingkat kelembapan yang tinggi maka rasa panas yang kita rasakan bisa lebih panas lagi. Jadi, semisal panas suhu di daerah A adalah 38C sedangkan kelembapan di daerah tersebut tinggi, orang di daerah tersebut bisa merasakan panas hingga 45C.

Gelombang panas ekstrem ini juga terjadi di beberapa wilayah seperti di kawasan asia selatan, asia tenggara, bahkan asia timur tengah pun tidak luput dari terkena efek heat wave yang cukup signifikan. Sekarang kita coba lihat lebih dekat bagaimana kondisi di kawasan asia ini. Kita mulai dengan India, India terkena efek dari heat wave ini cukup mengerikan. Coba bayanngkan Bekasi yang memiliki rata-rata 30-33C saja sudah dijuluki planet lain karena suhu panas disana sedangkan rata-rata suhu di New Delhi bisa mencapai 40C. Bahkan beberapa kota di India sempat tercatat memiliki suhu mencapai 45C hingga membuat beberapa jalanan aspal disana meleleh.

Sekarang kita berangkat ke Filipina atau lebih tepatnya di Manila yang memiliki suhu sekitar 38,8C. Saking panasnya di Filipina banyak orang berebut untuk masuk ke mall hanya untuk ngadem doang, para warga banyak yang membawa kipas angin portable, hingga meliburkan sekolah untuk menghindari anak-anak terkena paparan heat wave ini. Tetapi itu tidak separah yang dialami oleh asia tenggara daratan seperti Kamboja dan Thailand. Kamboja bahkan bisa mencapai 43C, itu hanya suhu saja belum dihitung dengan tingkat kelembapannya. Thailand tidak kalah panas dengan Kamboja, mereka bisa mencapai 44C sampai pengemis disana gak bisa jadi full time ngemis saking panasnya disana.

Terakhir kita mendarat di tanah saudi. Arab Saudi pun menjadi salah satu yang terdampak cukup ekstream dari heat wave ini. Suhu udara disana bisa mencapai 48-51C, itu sudah setara dengan suhu dari setengah mendidih. Panas disana membuat banyak jemaah haji saat ini terkena heatstroke atau sengatan panas yang berakibat pada kematian, bahkan beredar video  mayat yang dibiarkan berada di pinggir jalan saja akibat terkena heat stroke ini begitu banyak hingga pihak arab saudi cukup kesulitan menanganinya.

Jika saya menggingat kembali suhu panas Jakarta utara saja atau ketika saya pergi ke pantai, saya merasakan rasa gerah yang luar biasa. Saya yang terbiasa tinggal dengan iklim yang cenderung dingin berpindah ke iklim yang cukup panas itu begitu terasa perbedaanya apalagi ini yang mengalami perubahan panas yang cukup drasastis selama beberapa hari. Butuh langkah besar untuk kita bisa mengatasi fenomena heat wave ini, karena terlalu banyak faktor yang menjadi penyebab mengapa heat wave ini bisa terjadi. Kita sebagai orang biasa hanya bisa melakukan langkah kecil sesimpel mengurangi penggunaan motor dengan berjalan kaki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline