Lihat ke Halaman Asli

Guru Diklaim oleh Orangtua Murid

Diperbarui: 13 Oktober 2021   05:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

"Semakin tinggi pohon, semakin besar angin menerpa", pepatah kata ini memang benar adanya. Pada saat malam tiba saya di chatting oleh salah seorang wali murid, dia menceritakan bahwa anaknya curhat tentang pembelajaran di sekolah tadi pagi. 

Katanya: "Belajar sama ibu guru kelas aku ga asik, belajar bacanya selalu diulang-ualang, pada hal sama ibu guru yang satu lagi bacaan aku halamannya sudah jauh". Lalu saya membalas chattingan tersebut: "maaf, tadi anaknya masih salah saat membaca buku yang dibacanya". Lalu orang tua murid terdebut membalas lagi; 

"Kok kalau di rumah lancar bu membacanya, pada hal salah sedikit tidak apa-apa bu, maklum namanya juga anak-anak, nanti kalo diulang terus akan bosan anaknya." Lalu saya balas lagi: "Ini tentang bacaan, jadi kalau salah memang harus diulang pada saat menemui kesalahan pada saat membaca, kalau masalah bosan berarti anaknya memang kurang minat dalam membaca." 

Astaghfirullah, pembelajaran kok harus dimaklum?! (kata saya dalam hati), kesalahan pada saat membaca ya memang konsekwensinya harus diulang, kecuali kesalahan sikap. 

Kesalahan sikap saja harus diperbaiki, berarti kesalahan membaca ya harus diulang tentunya. Contoh jika ada seorang ustadz atau ustadzah sedang mengajarkan membaca Al-qur'an kepada santrinya, jika santri tersebut salah dalam pengucapannya, pasti usatdz atau ustdzahnya akan memerintahkan mengulang bacaan anak tersebut, 

karena jika tidak diulang akan salah makna atau arti dari bacaan tersebut dan akan berimbas dimasa yang akan datang, dan akan salah terus bacaannya sampe santri tersebut dewasa nanti.

Wahai para orang tua murid, belajarlah menghargai kami selaku pendidik, karena kami tidak melihat peserta didik dengan status sosial, atau memilih anak siapa yang kami ajarkan. 

Kami seorang pendidik, kami ingin peserta didik kami cerdas semua, karena keberhasilan para peserta didik adalah suatu kebanggan bagi kami. Kami tidak butuh penghargaan atau hadiah dari kalian, yang kami butuhkan adalah dukungan dalam membentuk karakter anak-anak kalian. 

Jika kalian selalu mendengarkan keluhan anak-anak anda dan anda memanjakannya dengan menyalahkan sistem pembelajaran yang kami lakukan, maka dimasa depan nanti anak-anak anda akan menjadi pribadi yang selalu ketergantungan terhadap pembelaan orang tua.

Jika dalam kegiatan pembelajaran ada kekerasan yang kami buat, anda boleh protes kami, bahkan anda bisa menuntut kami ke jalur hukum. 

Tapi jika hanya karena anak anda tidak senang diulang bacaannya, lalu anda mengklaim bahwa saya mengajarnya selalu diulang-ulang, anda salah besar. Sebenarnya belajar itu memang harus diulang-ulang, agar peserta didik lebih menguasai pelajaran yang didapatnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline