Lihat ke Halaman Asli

Proposal Cinta untuk Tuhan (Tulisan Lama)

Diperbarui: 18 Juni 2015   07:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tuhan, untuk kesekian kalinya aku ajukan proposal jodoh kepadaMu. Kalau memang dia jodoh terbaik untukku, maka dekatkanlah kami. Satukanlah kami dalam ikatan pernikahan yang sah. Namun bila bukan jodohku, maka jauhkanlah kami berdua..."
Itulah penggalan doa yang sering aku panjatkan kepada Tuhan acapkali selesai sholat. Dan hasilnya, sungguh diluar dugaanku. Dia, Tuhan semesta alam benar-benar menjawab doaku. Tepat setelah Idul Fitri tahun kemarin aku dan pacarku resmi dipisahkan, alias putus!
Mungkin ini yang terbaik untukku, atau memang sejak awal ada yang salah dengan doa-doaku, entahlah aku tak tahu. Sejujurnya peristiwa putus yang menimpaku menyisakan rasa sakit hati yang cukup mendalam di dadaku. Di bibir aku bisa mengatakan rela namun di hati tidaklah demikian. Tiga tahun pacaran yang putus di tengah jalan membuatku sedikit trauma tentang percintaan.
Tekanan mulai muncul di sekelilingku. Dari keluarga, sanak saudara, teman, maupun rekan kerja. Mereka semua menanyakan kapan aku akan menikah? Apalagi ketika musim pernikahan, saat aku menghadiri pesta pernikahan teman SMA, pertanyaan itu jadi sering muncul.
"Kapan nikah kamu Ri? Nggak baik loh melajang terlalu lama, apalagi kamu sudah memiliki pekerjaan yang mapan. Ayo buruan nyusul!" Kurang lebih seperti itulah pertanyaan yang harus aku terima.
Aku pun harus rela menyungging senyum meskipun deretan kalimat itu sungguh membuat hatiku ngilu. Siapa sih yang nggak ingin nikah dan berkeluarga? aku pun juga menginginkan hal itu, gumamku dalam hati.
Dengan mudahnya mereka bertanya seperti itu kepada seseorang yang melajang, tanpa mengetahui terlebih dulu perasaan seseorang tersebut. Aku yakin siapa pun yang masih lajang akan merasa risih bila mendapatkan pertanyaan itu, termasuk aku sendiri.
Mungkin mereka tak akan tahu bahwa sebenarnya jauh dalam lubuk hatiku, aku mulai mendambakan seorang pendamping hidup. Apalagi di usiaku yang sudah dua puluh lima tahun. Tanpa ditanya pun aku sudah berharap Tuhan segera memberikan jodoh yang terbaik untukku. Bukankah jodoh, rezeki dan maut masih menjadi rahasia terindahNya?
Namun apa boleh buat. Kalaau memang Tuhan belum menyetujui proposal cintaku, aku harus menerimanya. Tak perlu merasa risau memikirkan masalah itu. Mungkin yang harus aku lakukan adalah memperbaiki proposal cintaku yang belum sempurna di hadapan Tuhan. Dengan kata lain aku harus introspeksi diri, memperbaiki sifatku, kelakuanku, serta segala keburukan yang melekat dalam tubuhku. Mungkin aku memang harus memperbaiki semuanya demi ter-ACC-nya proposal cintaku.
Akhir tahun 2013, sepertinya Tuhan memberikan jalan terang kepadaku. Di tempat kerjaku, tepatnya ketika aku berada di ruang perpustakaan, Tuhan mengirimkan seorang bidadari cantik untukku. Bukan siswa, tapi guru. Ya, gadis itu adalah seorang guru baru di sekolahku. Aku bertanya pada diriku sendiri, apakah mungkin ini pertanda bahwa proposal cintaku akan segera diterima olehNya? Semoga!
Rabu malam, 111213,
@kamar inspirasiku.
Sampang, Madura.
***




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline