Lihat ke Halaman Asli

Rinduku Masih Berlabuh di Kompasiana

Diperbarui: 20 Juni 2015   05:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terhitung sejak Januari 2014 hingga awal Juni di tahun yang sama, satu artikel pun tidak berhasil saya tulis. Alasannya klasik, malas. Ah, biasalah. Sebagai penulis yang masih berproses, saya butuh banyak waktu untuk "menciptakan" satu artikel sederhana, walau kadang satu kali duduk juga bisa kelar sih, hehehe.

Menulis bagi saya, bagai menuangkan air ke dalam gelas kosong. Begitu mudah. Namun, rasa mudah itu tidak serta merta mewujud dalam baris-baris kalimat yang begitu rapi dalam ketikan komputer atau tulisan tangan. Menulis juga seperti menuntaskan kantuk yang begitu berat menjadi sebuah tidur pulas yang menyenangkan. Tentunya, dua analogi ini berlaku bila saya dan barangkali Anda akan menulis tulisan ringan. "Doktrin" ini sangat tidak dianjurkan untuk diamalkan ketika sedang menulis tulisan berat seperti karya ilmiah.

Januari, Februari, Maret, dan menginjak Juni 2014, tidak ada satu artikel yang saya buat selain tulisan yang sedang Anda baca ini. Laptop kesayangan sudah digadai, hikhihik. Padahal, laptop bagi saya seperti istri ketiga setelah istri pertama di rumah, dna istri ke dua di lapangan bulutangkis. maka, dalam kondisi tidak memegang laptop itulah kerinduan saya kepada KOMPASIANA jadi memuncak. Semakin hari makin penasaranlah saya perihal artikel-artikel yang seharusnya saya baca dari buah tangan kawan-kawan penulis di forum Kompasiana.

Kecintaan terhadap Kompasiana semakin memuncak hingga meledak dan memaksa saya untuk kembali menulis artikel sederhana ini. Mau atau tidak, terpaksa atau dipaksa, tulisan ini harus kelar agar rasa rindu saya terobati. Saya rindu menulis, saya rindu membaca artikel dan komentar-komentar kawan-kawan yang memberi apresiasi terhadap tulisan saya berupa kritik atau saran sebagai "teguran" atas tulisan saya.

Akhirnya, tulisan ini tuntas. Legaaaa. Seperti melahirkan isi perut di dalam kakus, hehehe. Semoga saya dan Anda tetap produktif menulis.

Maaf, tulisan ini tidak sempat diedit, jadi bila terjadi kesalahan dalam menuangkan ide atau kekeliruan dalam ketikan, mohonlah dimaklumi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline