Lihat ke Halaman Asli

Jangan Caci Maki Polisi

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika akan lulus sekolah menengah, kakak saya menyarankan untuk menjadi seorang polisi. Saat itu, polisi memiliki image baik dalam masyarakat. Selain anggapan tentang keberhasilan, menjadi polisi juga suatu kebanggaan dalam masyarakat kecil di kampung saya. Saya menolak. Saya tidak ingin menjadi polisi. Saat itu saya hanya ingin kuliah di perguruan tinggi negeri yang akhirnya benar-benar mewujud. Di kampung saya, kalau ada yang lulus masuk kepolisian, sudah bukan rahasia tentang bayaran menggunung sebagai pemulus alias sogok. Jadi, kalau ada polisi busuk, mungkin karena cara masuknya yang tidak benar.

Entah mengapa, saya sangat ingin menulis catatan tentang polisi. Setelah menonton salah satu acara tentang kepolisisn di televisi, saya jadi tahu kalau masih ada polisi baik di negeri ini. Ya, sebab sebagai orang yang awam tentang hukum, apalagi sebagai rakyat kecil, saya tidak banyak tahu tentang polisis kecuali apa yang sering saya saksikan di jalan-jalan, atau apa yang diceritakan oleh masyarakat mengenai polisis dan, maah, kebusukannya.

Setiap kali melihat seorang polisi, khususnya yang hampir setiap hari berdiri di tengah jalan untuk mengatur lalu lintas, terlintaslah pikiran buruk seperti “ah, polisi gak ada yang bener.” Apalagi kalau pas melihat polisi yang buncit, pikiran meraba-raba, ini polisi kok subur banget, banyak makan uang haram kali ya? Hmmm, kasih para polisi, padahal tidak semua polisi itu “jahat”. Masih banyak polisi baik, setidknya sosok polisi yang ditampilkan di televisi sebagai prototipe dan contoh penegak hukum yang bertanggung jawab dalam tugas dan kewajibannya mengayom masyarakat.

Terus terang, saya selalu melihat para penegak hukum dalam kacamata negatif. Kalau tidak begini, ya begitu. Pokoknya mereka semua busuk. Perspektif itu kemudian mulai redup ketika di lapangan bulutangkis, tak jarang ada kawan polisi yang ikut bermain. Oh, ternyata polisi juga manusia. Memang ada yang menyelahi kewajibannya, namun masih banyak yang amanah. Berat tapi perlu, saya ingin menyampaikan terima kasih kepada mereka yang disebut penegak hukum, siapapun mereka, termasuk polisi di dalamnya.

Saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Bapak polisi yang setiap hari berdiri gagah di tengah jalan agar anak-anak sekolah nyaman dan aman menyeberang jalan menuju sekolah. Terima kasih kepada Bapak polisi yang selalu sigap menumpas kriminal. Terima kasih kepada Bapak polisi yang menjadi pelerai tawuran menentang nyawa. Kadang juga kasihan ada polisi yang tewas ditembak orang tak dikenal. Yang jelas, mereka juga manusia, polisi juga manusia.

Oh ya, beberapa tahun silam ketika saya mengurus pembuatan SIM di salah satu kantor polisi di negeri ini, saya dipalak di ruang polisi. Saya bilang, kan mengurus SIM gratis alias tidak pakai biaya? Katanya untuk biaya prin dan beli tinta, atau apalah itu. Ya, mau tidak mau, terpaksa saya bayar. Tapi, itu beberapa tahun silam, semoga zaman sekarang tidak lagi :-) Amin.

Seorang polisi memiliki tugas dan tanggung jawab yang tidak ringan, dan oleh karenanya menjadi polisi sebagai pelaksana tugas kenegaraan adalah hal yang cukup berat. Tidak jarang, sebagian polisi tewas ketika menjalankan kewajibannya. Hal seperti ini tentu patut diapresiasi.

Melalui tulisan kecil ini, saya hanya ingin mengatakan bahwa polisi juga manusia. Sebagai warga negara yang baik, saya dan juga masyarakat lain wajib mendukung tugas-tugas kepolisian dalam menjaga keberlangsungan hidup manusia dengan damai dan tenteram. Seperti apapun sosok polisi di mata manusia, toh mereka juga memiliki nilai-nilai kebaikan dalam masyarakat. Secuil polisi yang tidak bertanggung jawab, masih banyak pula yang tetap amanah.

Terima kasih Pak. Jangan lupa langsingkan perutnya yang buncit. Oh, ya tolong dong, polisi wanita menggunakan hijab biar lebih cantik dan kelihatan shalihah. Menjaga dan melaksanakan perintah Allah tentu lebih utama dong daripada mengumbar aurat di jalan-jalan, hehehe.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline