Perkembangan dakwah Islam dibelbagai belahan bumi nusantara memang sedang diuji,itu terlihat dari golongan-golongan yang banyak bermunculan,baik itu ormas, partai maupun LSM yang kebanyakan ada "MISI" tertentu.
Bila mengikuti perkembangannya, nampak Islam kian tahun bertambah maju,namun jauh dari Tabahhur, akhlak dan budi pakerti Islam sesungguhnya. Jangan heran bila ada golongan atau sekte sesat dan nyleneh pun ada dan banyak pengikutnya.
Sebenarnya masyarakat Indonesia sangat haus dengan ilmu agama,dan itu tak bisa dipungkiri karna faktalah yang berbicara.
Disisi lain,ada yayasan wahabi yang berlabel Majlis Tafsir Alqur'an (MTA) berpusat di Solo depan mangkunegaran, yang dakwahnya (kata pengikutnya) memakai Terjemah dan mendoktrin "kita hanya memakai Al-quran dan As-sunah. kita tak melakukan bid'ah,karna itu sesat" sehingga pengikutnya yang kebanyakan awam dan jahil agama secara otomatis hantam sana/i yang tak senada dengan "doktrin" apa yang telah diperolehnya.
Ini terbukti dengan banyaknya kasus penolakan MTA di Madiun, Sukoharjo, Kudus, Nganjuk, Blora dll,ini tidak bisa dibantah dan dipungkiri! Mereka berdalih INI BID'AH! INI TAK ADA TUNTUNANNYA! Ada apa dengan MTA?
Mungkin bila dikaji dan voting acak secara "serampangan", maka MTA tak mampu bertanggung jawab atas apa yang telah diajarkan pada pengikutnya. Ketidak mampuan ini mungkin terletak pada manajemen internal atau pemimpinnya yang selalu frontal hantam sana/i.
Apakah MTA tak mau berkaca dengan keadaan lingkungan sekitar?
Apakah MTA tak mau mengambil pelajaran antara NU-Muhamadiyah yang harmonis?
Apakah MTA harus terhinakan dengan perbuatannya?
Apakah MTA menginginkan ke"tenar"an?
-
Allah wa rasuluh a'lam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H