Menurut survey Bank Dunia, tercatat kurang dari 1% masyarakat Indonesia yang memiliki asuransi. Ini membuat kondisi keuangan dan sosial masyarakat cukup rentan, demikian dikatakan Director World Development Report Norman Loayza.
Menurut Norman, asuransi sangat penting apalagi bagi masyarakat menengah ke bawah. Hal ini sangat miris jika dibandingkan dengan negara lain, turki misalnya sudah 93% masyarakatnya memiliki asuransi.
"Pemerintah Turki mensinergikan semua jaminan kesehatan bagi masyarakatnya, ini sudah mengcover 93% masyarakat. Melindungi jaminan kesehatan dan sosial, dan tingkat kepuasan masyarakat mencapai 67%. Ini penting sekali untuk menanggulangi krisis," paparnya.
Jim Yong Kim, Presiden World Bank Group menambahkan, orang Indonesia harus terbiasa melakukan 'persiapan' karena biayanya jauh lebih murah dibanding saat resiko terjadi, ini adalah bagian dari manajemen krisis. "Contoh Misalnya jika Indonesia memiliki asuransi hujan, petani dapat berinvestasi dalam pembelian pupuk, bibit, dan lainnya dibanding menyimpan uang di bawah kasur. Asuransi ini untuk berjaga-jaga apabila terjadi kekeringan, ini salah satu antisipasi krisis juga," tuturnya.
Di negara maju, asuransi merupakan hal dasar sebagai bagian dari manajemen krisis bagi masyarakat. Pemerintah harus turut ambil bagian dalam jaminan asuransi. Ini merupakan PR besar bagi pemerintah RI. www.asuransi-indonesia.net
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H