Lihat ke Halaman Asli

Urus-urus Sang Mantu

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

wanita cantik, sexy dan sangat mempesona ini masih berselimut hangat di kamar berukuran 6 x 8 itu, kamar mewah yang sangat lengkap isinya, lebih mewah dari hotel termahal di Jakarta. Memang Erlina terbiasa mengisi waktu di kala hujan untuk tidur, sembari menunggu Andre pulang dari kantor, memangnya mau ngapain lagi selain tidur, belanja, dan arisan yang akan Erlina lakukan? Memasak? itu jelas tidak mungkin, pembantu di rumah saja sudah 3 orang.

Setahun sebelum ini

Andre Kuin, anak tertua dari empat bersaudara yang lahir dari pemilik Kuin Grup ini baru saja merayakan Wisuda S3 dengan teman-teman dan kerabat beserta rekan kerja dari sang Ayah “Waskita Kuin”.

Di pesta inilah pandangan pertama kepada Erlina di mulai, yang tak lain Erlina adalah anak dari pengusaha sukses yang juga rekan bisnis dari Ayahnya, ada keterlibatan proyek jalan tol yang menyatukan mereka untuk berbisnis.

Lama memakan pendidikan S2 dan S3 di singapura, membuat Andre begitu mengagumi Erlina yang memang siapapun mengatakan dan memuji kecantikannya. Erlina mengenakan rok pendek hitam dengan bluse warna putih yang sangat ketat, di balut lipstik tipis yang menghiasi bibir sensualnya menambah ke-sexy-an yang luar biasa dari Erlina.

Awalnya sih Andre malu-malu untuk sekedar berkenalan, namun siapa sangka Erlina menghampiri lebih dulu dan menyodorkan tangan ke Andre untuk berkenalan, tanpa banyak berfikir Andre-pun mengiyakan karena memang hal itu juga yang sedang ada dalam pikirannya.

Bersalaman dengan mahkluk secantik Erlina membuat Andre salah tingkah dan mengalami rasa minder yang luar biasa, itu terlihat dari keringat dingin yang mulai keluar serta raut wajah yang mulai memerah. Antara bingung dan senang jadi satu, di tambah penasaran yang dalam membuat Andre terpaksa memberanikan diri untuk sekedar mengajak Erlina berbincang di meja yang tepat berada di samping kue-kue yang di siapkan untuk acara itu.

Perkenalan singkat itu membuat keduanya semakin dekat, layaknya anak muda yang di gandrung cinta, mereka selalu telfon-telfonan dan sms-an setiap hari, setiap saat bahkan. karena itulah, kedua-nya menjadi saling tak mampu mengendalikan diri, entah siapa yang memulai berbicara, mereka-pun memutuskan untuk lebih dari sekedar berteman, mereka berpacaran.

Kencan adalah kesibukan baru mereka setelah lulus dari Singapura dan resmi berpacaran dengan Erlina.

Sampai di malam Tahun baru itu, mereka sepakat untuk mengunjungi pulau Dewata “Bali”. sepulang dari sanalah mereka berdua harus memutuskan untuk segera menikah setelah berpesta minuman dan kehilangan kendali, Iya, suasana mabuk membuat mereka berpacaran di luar batas. hingga hal itu-pun harus terjadi. apa? ML.

Baru berpacaran 3 bulan dan beralih menuju pernikahan adalah suatu hal yang terlalu cepat, terlebih mereka adalah anak orang-orang yang paling tersohor di Jakarta. Tak di pungkiri lagi, kisah Andre dan Erlina memenuhi semua stasiun Televisi di Indonesia.

Hubungan mereka nyaman-nyaman saja dan terlihat harmonis selama beberapa bulan, sampai pada waktunya Andre menerima kepercayaan untuk sepenuhnya memegang kendali Kuin Grup.

Sejak itulah keanehan mulai terjadi, tepatnya di usia pernikahan yang baru 10 Bulan. Andre mulai super sibuk, sangat jarang berkomunikasi ketika sudah berada di kantor, bukan hanya itu, sekarang Andre banyak pulang telat, banyak lembur yang di jalani. padahal biasanya pulang dari kantor jam 17.00, paling lambat sampai rumah jam 18.30. tapi sekarang bisa jam 21.00 bahkan lebih.

Tentu saja hal itu membuat Erlina merasa kesepian, namun dia masih mencoba untuk memahami dan memilih diam.

Namun terlalu lama Erlina diam, justru Andre tak mengerti sama sekali akan perubahan sikap yang dia jalani, sikap yang mulai jauh dari Istri, mulai jarang perhatian dengan sang Istri.

Erlina tetap diam dan mencoba memahami.

Karena mungkin terlalu kesepian itu sudah mencapai level tinggi, Erlina memilih untuk mencoba mencari teman-temannya dulu, dia membuka akun Facebook yang sudah lama tak pernah di buka. Ada 90 Pesan baru, 765 Permintaan teman di sana. ia abaikan semua itu, yang ia cari hanya Stefanny, teman kuliahnya dulu.

Di sela pencarian yang belum ketemu itu, ada Chat dari Briant Wibisono, dia ini mantan pacar Erlina ketika masih kelas 3 SMU. Adalah manusia yang merenggut kesuciannya kala itu. Entah setan apa yang merasuki Erlina, kepada lelaki yang sudah mencampakkannya pun masih mau menjawab Chat-nya.

Ya biasalah, namanya mantan kekasih, sekedar say hello kabar.

Tiga hari berlalu, Briant mulai kurang ajar, mulai berani bertanya tentang rumah tangga Erlina, sampai menanyakan hal yang seharusnya tak perlu di tanyakan, lagi-lagi entah setan apa yang merasuki Erlina, sehingga mau saja menjawab Chat dari Briant itu.

Mungkin karena Erlina menceritakan semuanya itulah Briant mencoba lebih berani lagi. iya, Erlina menceritakan segalanya, tentang Andre yang akhir-akhir ini selalu pulang tengah malam, sesampai di rumah tidur, besuknya lagi bangun pagi sekali dan berangkat kerja lagi, begitu sehari-harinya.

Tak di sia-siakan kesempatan itu oleh Briant, ia pun dengan terang-terangan mengajak Erlina untuk berselingkuh, dengan kalimat rayuan khasnya saat masih SMU dulu, membuat Erlina seperti Wanita yang tak punya harga diri, Erlina mengatakan Iya untuk berselingkuh dengan Briant.

Erlina mengumpulkan 3 pembantunya, memberi pengarahan kepada mereka untuk tidak menceritakan apa-apa setiap ada lelaki ke rumah, tentu lelaki itu adalah Briant. dan Erlina memberikan Gaji 2 kali lipat kepada semua pembantunya, karena sudah berurusan dengan uang, yang namanya pembantu pasti mau-mau saja.

Hampir setiap sore, setiap pualng dari kantor, Briant selalu kerumah Erlina, rumah yang Erlina bangun dengan Andre Kuin ini. Erlina tak pernah berfikir tentang dosa, yang ada di pikirannya hanyalah bahwa dia membutuhkan seseorang yang selalu perhatian dan memberikan kasih sayang sepenuhnya padanya, bukan sekedar berstatus suami istri belaka.

Hubungan terlarang itupun berjalan dengan mulus, karena memang setiap hari Andre pulang jam 21.00 sedangkan setiap hari Briant selalu sampai di rumah erlina jam 17.30 dan segera meninggalkan rumah jam 20.00. waktu yang cukup lama untuk sekedar memadu kasih dan asmara mereka.

Seperti mendapatkan jiwa baru, Erlina selalu berdandan sangat menggairahkan setiap mata yang memandangnya, erlina membalut tubuhnya dengan pakaian yang tentu membuat suaminya sendiri akan tak kuasa menahan diri, namun sayangnya sikap itu di persembahkan untuk Briant, kekasih terlarangnya.

Kimono warna merah hati itu selalu iya pakai ketika menyambut kedatangan Briant, dan Erlina tidak perlu membukakan pintu, karena briant sudah di buatkan duplikat kunci pintu oleh Erlina, ia hanya diam menunggu di ranjang yang biasa ia gunakan tidur dengan Andre..

Selepas dari itu, musim hujan yang sudah datang sekitar sebulan ini membuat Andre tidak enak badan, meskipun sore ini suasana masih hujan angin, Andre memutuskan untuk pulang lebih awal. tepat jam 18.00 andre meluncur dari kantor.

Sementara itu, di kamar rumah sedang asyik Erlina bercumbu ria dengan Briant.

Sekitar 1,5 jam tepatnya jam 19.35 Andre sampai di rumah. Sempat ada tanda tanya di pikiran Andre karena di depan teras terparkir Ferrari Merah, karena seingat Andre tidak ada rekan bisnisnya yang memakai mobil jenis itu.

Si Surti, pembantunya, melihat kepulangan majikannya ini terlihat syok setengah mati, belum sempat melakukan apa-apa, entah itu memberitahu nyonya Erlina bahwa Pak Andre pulang, atau mengajak Pak Andre ngobrol dulu sambil menyuruh pembantu lain untuk memberitahu Nyonya Erlina, namun Pak andre sudah memegang gagang pintu yang seperti biasa tak pernah di kunci oleh Briant ketika masuk rumah.

Andre melangkahkan kaki menuju kamar, sayup-sayup terdengar ada desahan wanita, yang tentu Andre mengenali suara itu, suara Erlina. semakin mendekat Andre ke suara itu, Andre semakin dekat lagi, dan mulai memahami memang suara itu datang dari kamarnya.

Syok setengah mati yang di rasakan Andre mendengar jeritan-jeritan indah istrinya di kamar itu, sementara dia sendiri berada di luar kamar. di tempelkannya telinga Andre di pintu kamar. Suara itu terdengar sangat jelas, sepasang manusia terengah-engah di dalam sana. Dunia seakan berhenti berputar saat itu, seakan semua hanya mimpi, Andre benar-benar tidak percaya dengan semua ini.

Andre beranjak keruang makan untuk mengambil kursi, sedang si Surti yang sejak tadi mengintip Pak Andre mulai ketakutan, Surti yakin akan terjadi keributan, Sruti membayangkan Pak andre mendobrak pintu kamar dengan Kursi itu, lalu memukulkan kursi itu secara membabi buta di dalam kamar.

Ternyata Surti salah, Pak Andre justru menaruh perlahan kursi itu tepat di depan pintu kamar, dengan sangat perlahan tanpa suara, seolah Andre tidak mau terdengar oleh Erlina dan pria yang sedang asyik meminjam istrinya.

Andre duduk di kursi itu, GILA, ternyata Andre hanya diam dan duduk menunggu siapa yang di dalam sana keluar, mulai dag dig dug tidak jelas ketika Andre mendengar jeritan yang semakin menjadi-jadi di dalam sana.

Andre membayangkan ketika Erlina teriak-teriak seperti itu bersamanya, hal yang jarang dilakukan 3 bulan terakhir ini. Masih diam Andre bersabar menunggu mereka keluar dengan sendirinya.

Tepat pukul 20.00, di depan mata, andre melihat Gagang pintu bergerak.

Grieett.. . . . pintu kamar di buka oleh Briant…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline