Lihat ke Halaman Asli

6-6 Tafsiran "Tauhid" dan "Syahadat La Ilaha Illallah

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan

kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat

(kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan

adzab-Nya; sesungguhnya adzab Tuhanmu adalah suatu yang

(harus) ditakuti." (Al-Isra': 57)

"Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya,

'Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa

yang kamu sembah, tetapi (aku menyembah) Tuhan Yang

Menjadikanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah

kepadaku'." (Az-Zukhruf: 26 - 27)

"Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka

sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan)

Al-Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh

menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang

berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang

mereka persekutukan." (At-Taubah: 31)

"Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingantandingan

selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka

mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta

kepada Allah." (Al-Baqarah: 165)

Diriwayatkan dalam Shahih (Muslim), bahwa Nabi bersabda,

6.1 Kandungan Bab Ini

Keterangan bab ini adalah pada bab-bab berikutnya. Adapun kandungan bab

ini menyangkut masalah yang paling besar dan paling mendasar, yaitu tafsiran

"Tauhid" dan tafsiran "Syahadat".

Masalah tersebut telah diterangkan dalam bab ini dengan beberapa hal yang

cukup jelas, antara lain:

1. Ayat dalam surat Al-Isra'. Diterangkan dalam ayat ini bantahan terhadap

kaum musyrikin yang berdo'a (meminta) kepada orang-orang shalih. Maka,

ayat ini mengandung suatu penjelasan bahwa perbuatan mereka itu adalah

syirik akbar 1

2. Ayat dalam surat Bara'ah (At-Taubah). Diterangkan dalam ayat ini bahwa

kaum ahli kitab telah menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka

sebagai tuhan-tuhan selain Allah, dan diterangkan bahwa mereka tiada lain

hanya diperintahkan untuk beribadah kepada satu sembahan, yaitu Allah.

Padahal tafsiran ayat ini, yang jelas dan tidak dipermasalahkan lagi, yaitu

mematuhi orang-orang alim dan rahib-rahib dalam tindakan mereka yang

bertentangan dengan hukum Allah; dan maksudnya adalah bukan ahli kitab

itu menyembah mereka 2

3. Kata-kata Al-Khalil Ibrahim kepada orang-orang ka_r, "Sesungguhnya aku

berlepas diri dari apa yang kamu sembah, kecuali Allah saja Tuhan yang

telah menciptakan aku ..."

1Dapat diambil kesimpulan dari ayat dalam surah Al-Isra' tersebut bahwa tafsiran tauhid

dan syahadat "La ilaha illallah" yaitu: meninggalkan apa yang diamalkan kaum musyrikin

seperti menyeru (memohon) kepada orang-orang shalih dan meminta syafa'at kepada

mereka.

2Dapat diambil kesimpulan dari ayat dalam surat Bara'ah (At-Taubah) tersebut bahwa

tafsiran "Tauhid" dan Syahadat "La ilaha illallah" yaitu pemurnian ketaatan kepada Allah,

dengan menghalalkan apa yang dihalalkan Allah dan mengharamkan apa yang diharamkan-

Nya.

24

6 Tafsiran "Tauhid" dan "Syahadat La Ilaha Illallah"

Di sini beliau mengecualikan Allah dari segala sesembahan. Pembebasan

diri (dari segala sesembahan yang bathil) dan pernyataan setia (kepada

sembahan yang haq, yaitu Allah) adalah tafsiran yang sebenarnya dari

syahadat "La ilaha illallah". Allah ber_rman,

"Dan (Ibrahim) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal

pada keturunannya supaya mereka kembali kepada kalimat

tauhid itu." (Az-Zukhruf: 28)

4. Ayat dalam surat Al-Baqarah berkenaan dengan orang-orang ka_r, yang

dikatakan oleh Allah dalam _rman-Nya,

"Dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api Neraka." (Al-

Baqarah: 167)

Disebutkan dalam ayat tersebut bahwa mereka menyembah tandingantandingan

selain Allah, yaitu dengan mencintainya sebagaimana mereka

mencintai Allah. Ini menunjukkan bahwa mereka mempunyai kecintaan

yang besar kepada Allah, akan tetapi kecintaan mereka ini belum bisa

memasukkan mereka ke dalam Islam.

Lalu, bagaimana dengan orang yang mencintai sembahannya lebih besar

daripada kecintaannya kepada Allah? Kemudian, bagaimana dengan orang

yang hanya mencintai sesembahan selain Allah itu saja dan tidak mencintai

Allah?

5. Sabda rasulullah,

"Barangsiapa mengucapkan "La ilaha illallah" dan mengingkari sesembahan

selain Allah, haramlah harta dan darahnya, sedangkan hisab

(perhitungan) nya adalah terserah kepada Allah."

Ini adalah termasuk hal yang terpenting yang menjelaskan pengertian "La

ilaha illallah". Sebab apa yang dijadikan rasulullah sebagai pelindung darah

dan harta bukanlah sekedar mengucapkan kalimat "La ilaha illallah" itu,

bukan pula dengan mengerti makna dan lafadznya, bukan juga karena tidak

meminta kecuali kepada Allah saja. Yang tiada sekutu bagi-Nya.

Akan tetapi, tidaklah haram dan terlindung harta dan darahnya hingga dia

menambahkan kepada pengucapan kalimat "La ilaha illallah" itu dengan

25pengingkaran kepada segala sembahan selain Allah. Jika dia masih ragu

atau bimbang, maka belumlah haram dan terlindung harta dan darahnya.

Sungguh, betapa agung dan penting tafsiran "Tauhid" dan syahadat "La

ilaha illallah" yang terkandung dalam hadits ini, betapa jelas keterangan

yang dikemukakannya dan betapa mematikan hujjah yang diajukan bagi

orang yang menentang.

" Katakanlah, 'Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru

selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah

berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah

hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya?'

Katakanlah, 'Cukuplah Allah bagiku'. Kepada-Nya lah bertawakkal orang-orang

yang berserah diri." (Az-Zumar: 38)

'Imran bin Hushain menuturkan bahwa Nabi melihat seorang laki-laki terdapat

di tangannya gelang kuningan, maka beliau bertanya,

"Apakah ini?" Orang itu menjawab, "Pengngkal sakit." Nabi pun bersabda,

"Lepaskan itu, karena dia hanya menambah kelemahan pada dirumu; sebab

jika kamu mati sedang gelang itu masih ada pada tubuhmu, kamu tidak akan

beruntung selama-lamanya." (Hadits riwayat Imam Ahmad dengan sanad yang

bisa diterima)

Dalam riwayat Imam Ahmad pula dari 'Uqbah bin 'Amir dalam hadits marfu',

"Barangsiapa menggantungkan tamimah 2, semoga Allah tidak mengabulkan

1Dimulai dengan bab ini, penulis hendak menerangkan lebih lanjut pengertian "Tauhid" dan

Syahadat "La ilaha illallah" dengan menyebutkan hal-hal yang bertentangan dengannya,

yaitu syirik dan macam-macamnya, baik akbar maupun ashghar, karena dengan mengenal

syirik sebagai lawan tauhid akan jelas sekali pengertian yang sebenarnya dari "Tauhid" dan

Syahadat "La ilaha illallah".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline