Lihat ke Halaman Asli

Apa Itu Smart City?

Diperbarui: 29 Mei 2016   13:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu desa yang masih Asri di salah satu sudut Kabupaten Malang (Sumber Astuti)

Pernahkah kita berangan – angan membuat/memperpanjang SIM dengan hanya menggunakan aplikasi smartphone yang kita genggam atau ketika kita membutuhkan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit kita sudah mendapatkan informasi dimana ada kamar inap buat pasien dengan penyakit tertentu bahkan apakah kita pernah membayangkan ketika kita meninggalkan rumah atau apartemen kita tanpa kuatir sedikitpun adanya pencurian atau perampokan,

Setiap orang menginginkan fasilitas – fasilitas dalam menjalankan aktifitasnya, penggunaan Teknologi dan Ilmu pengetahuan sangatlah memudahkan kita baik dalam memenuhi kebutuhan hidup kita sehari – hari ataupun dalam meningkatkan kesejahteraan manusia pada umumnya, ada salah satu kota di Swedia yang di nobatkan menjadi kota cerdas, Di negara Swedia kualitas hidup masyarakatnya sangat baik dan sering kali mendapatkan skor tinggi dalam penelitian di seluruh dunia yang mengevaluasi kualitas kehidupan dan kebahagiaan secara keseluruhan. Negara ini pada umumnya dipandang sebagai suatu tempat yang aman dan ramah sebagai tempat tinggal dan Anda tidak akan menemukan kesulitan untuk berbaur dengan masyarakat lokal.

Stockholm nama kota yang dinobatkan menjadi salah satu kota cerdas didunia. Stockholm adalah pusat bisnis negara ini, dan merupakan tujuan yang kosmopolitan dan keren yang merupakan tempat bagi berbagai bangsa. Wilayah ini dibangun di atas banyak pulau dan dikelilingi air, sehingga ada banyak peluang untuk memanjakan diri dalam perburuan yang populer di Swedia yaitu memancing dan berlayar. Stockholm, Ibu Kota Ramah Lingkungan Pertama di Eropa ini menerapkan sejumlah inisiatif hijau guna menciptakan kota yang ramah alam, inisiatif program lingkungan Stockholm menyediakan sistem transportasi yang efisien dan ramah lingkungan. Sekitar 670 juta perjalanan individu dilayani oleh jaringan yang didukung oleh lebih dari 2000 bis, 1000 gerbong kereta api dan berbagai jenis angkutan perkotaan, dan semua sistem transportasi publik tersebut menggunakan bahan bakar yang bersih dan ramah lingkungan.

Target kota ini adalah mengolah 35% limbah makanan yang berasal dari restoran dan toko kelontong – dan 10% limbah makanan rumah tangga. Guna mencapai target tersebut, pemerintah memromosikan pengumpulan dan pemilahan limbah makanan yang berasal dari restoran, panas yang dihasilkan dari pengolahan limbah makanan digunakan untuk sistem pemanas ruangan rumah tangga dan sudah memasok lebih dari 70% rumah. Sementara itu, dari sisi pengelolaan limbah, 25% limbah kota berhasil didaur ulang dan dikomposkan sehingga menciptakan sistem pengelolaan limbah yang efektif. Stockholm juga memiliki dua pusat pengelolaan air limbah yang mampu memasok air bagi 1 juta penduduk, air limbah diproses dengan teknologi canggih guna memisahkan unsur nitrogen dan fosfor. Standar pengelolaan air limbah ini melampaui Standar Pengelolaan Air Limbah Perkotaan yang ditetapkan oleh Uni Eropa.

Menilik dari kota Stockholm, maka setiap orang akan bertanya – tanya apa itu Smart City atau Kota Cerdas dan bagaimana sistem dalam mengelola agar dapat di nilai dan menjadi kota cerdas. Konsep Green City merupakan tahapan yang sering digunakan dalam mengangkat  isu ekologis ke dalam konsep perencanaan kota yang berkelanjutan dan perwujudan green city merupakan tantangan ke depan dalam pembangunan perekonomian yang berkelanjutan. Beberapa aspek penting yang harus dipertimbangkan dalam menyusun kebijakan dan strategi pembangunan perkotaan, antara lain : harus dapat menyelesaikan permasalahan urbanisasi dan kemiskinan di kawasan pedesaan, kewajiban kota untuk menyediakan ruang hijau (RTH) minimal 30% dari luas wilayahnya, pengutamaan aspek perubahan iklim dalam kebijakan pembangunan, serta mengutamakan mitigasi dan risiko bencana.

Beberapa difinisi tentang Kota cerdas salah satu menurut Giffinger menganggap kota cerdas adalah cerdas melakukan pembangunan kotanya dengan cara melihat ke depan. Pendekatan pembangunan kota yang melihat ke depan menuju kota cerdas mempertimbangkan isu-isu, seperti kontribusi, ketegasan diri, kemandirian, dan kesadaran. Konsep kota cerdas ini memang membicarakan pemanfaatan teknologi modern dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tidak hanya mengenai teknologi informasi dan komunikasi, tapi juga mengenai teknologi transportasi modern.

Selebihnya juga, berbagai macam aspek pada kehidupan di kota masih berhubungan dengan konsep kota cerdas, seperti keamanan, penghijauan, efisiensi dan keberlanjutan, energi, dan lain-lain. Diupayakan teknologi informasi dan komunikasi tersebut dalam pemanfaatannya dapat mendukung manajemen sumber daya, meningkatklan pelayanan kepada masyarakatnya, dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat daerahnya, dengan tetap memperhatikan aspek-aspek keamanan, penghijauan, dan keberlanjutan kotanya.

  • Beberapa Karakteristik yang menjadikan sebuah daerah dikatakan kota cerdas : Menggunakan infrastruktur fisik (jalan, lingkungan dibangun dan aset fisik lainnya) yang lebih efisien mendukung,, pengembangan budaya yang kuat dan sehat sosial ekonomi.
  • Daerah yang dapat belajar, beradaptasi dan berinovasi dan dapat bereaksi lebih efektif dan segera untuk mengubah keadaan yang ramah lingkungan. Keterlibatanm secara efektif dengan masyarakatnya dan sudah dapat mengambil keputusan dengan menggunakan proses inovasi terbuka dan e – partisipasi dengan penekanan pada partisipasi warga dan co – desain.
  • Membuat penggunaan industri kreatif yang bijaksana dan berkelanjutan , didukung oleh pengetahuan yang kuat dan jaringan sosial, organisasi sosial dalam pengaturan tindak kriminalitas yang rendah untuk mencapai tujuan keamanan dan kenyamanan warganya. 

Dapat di ambil kesimpulan kota cerdas harus memenuhi kriteria antisipatif, objektif, inovatif dan kompetitif. Pemerintahan memaksimalkan  potensi  yang dimiliki dan meminimalisir kendala atau masalah yang dihadapi. Kearifan local dimanfaatkan untuk dapat mengindentifikasikan seberapa smart pemerintah dalam pengelolaan pemerintahannya. Gambaran  smart city dapat dilihat dari syarat syarat  untuk  mewujudkannya. Beberapa syarat untuk mewujudkan kota cerdas :

  • Transparansi dalam mengelola tata Pemerintahannya, transparansi adalah suatu proses keterbukaan dari para pengelola manajemen,utamanya manajemen public, untuk membangun akses dalam proses pengelolaannya sehingga arus informasi keluar dan masuk secara berimbang. Dalam proses transparansi informasi tidak hanya diberikan oleh pengelolah manajemen public tetapi masyarakat memiliki hak untuk memperoleh informasi yang menyangkut kepentingan public.
  • Pelayanan Publik : Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Pelayanan yang cerdas adalah pelayanan yang mengutamakan keefektifan, sederhana, jelas dan pasti, transparan, efesien, tepat waktu, ramah dalam melayani tanggapan/keluhan dan mampu beradaptasi dengan perkembangan tuntutan masyarakat.
  • Partisipasi Publik : Partisipasi public adalah partisipasi yang di dalamnya ada keterlibatan masyarakat dalam menganilasa masalah dan potensi yang ada di masyarakat, masyarakat juga di beri kebebasan pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi di masyarakat.

Dalam proses pembangunan suatu daerah menuju kota cerdas banyak aspek tantangan yang akan dihadapi oleh pemerintahan setempat, penggunaan ilmu dan teknologi yang cepat berkembang harus bijaksana dalam pemanfaatannya, masyarakat diberikan pengetahuan tentang bagaimana menuju kota cerdas, sistem pemerintahan harus transparansi dan memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam menyumbangkan aspirasinya dalam mensejahterakan masyarakat, di sisi lain masyarakatnya juga harus mendukung pemerintah dalam menuju kota cerdas, disiplin dan patuh pada regulasi pemerintah yang sudah ditetapkan.

AKANKAH KOTA – KOTA DI INDONESIA MENUJU KOTA CERDAS/SMART CITY SEPERTI DI STOCKHOLM DI SWEDIA….!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline