Lihat ke Halaman Asli

Astri Zahira

Mahasiswa

Bijak Bermedia Sosial Selama Pandemi Corona

Diperbarui: 13 Juni 2020   18:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setelah pemerintah menetapkan social distancing sejak bulan Maret 2020 kemarin, memang mau tidak mau semua kegiatan harus dilakukan di rumah saja. Berbagai kalangan ikut merasakan dampak adanya pandemi corona ini. Contohnya saja seperti melaksanakan sekolah melalui home schooling, sering belanja online, bahkan ada juga yang bekerja dari rumah.

Memang di awal-awal sangatlah sulit untuk melakukannya, tetapi di era digital seperti sekarang tidak perlu dikhawatirkan lagi untuk bisa melalui ini semua. Berbagai kemudahan pun telah ditawarkan melalui adanya jaringan online. Salah satunya dalam penggunaan media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, Linkedink dan masih banyak lagi.

Keadaan seperti ini memang sudah tidak diragukan betapa pesatnya penggunaan media sosial di masa pandemi corona. Seperti diketahui bahwa penggunanya bisa berasal dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. Maka dari itu dalam kehidupan sehari-hari, hampir setiap waktunya dihabiskan untuk menggunakan media sosial. Namun, seberapa bijakkah kita dalam bermedia sosial selama di rumah saja?

Media merupakan suatu alat perantara untuk menyampaikan pesan kepada khalayak umum. Hingga saat ini memang sudah beragam bentuk media, salah satunya yaitu media sosial.

Media sosial adalah sebuah media yang digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain melalui jaringan online yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Maka tidak heran, selama pandemi ini banyak sekali orang melakukan komunikasinya lewat media sosial. Bahkan melalui survei Firma Konsultan Kantar, pengguna media sosial seperti Instagram dan Whatsapp meningkat menjadi 40% selama adanya virus corona.

Hal ini disebabkan karena memang banyak orang yang melakukan komunikasi secara online, sehingga secara tidak langsung mereka akan memenuhi kebutuhannya lewat media sosial. Misalnya saja seperti bekerja secara online, melakukan kelas online, juga mencari hiburan (bermain games, menonton film, mendengarkan musik). Hampir semua kegiatan diatas melakukan komunikasi jarak jauh didalamnya.

Waktu yang dihabiskan untuk menggunakan media sosial selama pandemi pasti semakin meningkat juga. Sebelumnya bisa menghabiskan waktu selama 8 jam perhari, namun sekarang mungkin saja sampai setengah hari atau 12 jam. Ini dikarenakan banyak sekali kebutuhan yang dilakukan di media sosial. Seperti penjelasan diatas, semua kegiatan setiap orang akan bergantung pada media sosial.

Mulai pagi hingga malam sesaat sebelum tidur selalu tidak jauh dengan internet. Hingga dalam hal ini jangan sampai masyarakat Indonesia mulai ketergantungan adanya penggunaan media sosial, karena banyak sekali akibat dari ketergantungan tersebut. Contohnya saja seperti adanya gangguan mental (mudah marah, kurang fokus, dan lebih sensitif ) pada diri seseorang, lalu mengganggu kesehariannya di kehidupan nyata, dan bisa juga mengurangi rasa simpati terhadap orang lain.

Orang-orang yang mulai ketergantungan dengan media sosial biasanya mereka merasa tidak bisa jauh dari handphone dan selalu mengeceknya dimana pun dan kapan pun. Belum lagi saat bangun tidur pasti yang dicari pertama kali adalah handphone, sehingga secara tidak langsung waktunya akan habis untuk sharing segala hal termasuk kehidupannya di media sosial.

Walaupun dalam keadaan pandemi seperti ini, masyarakat juga harus tetap bijak dalam menggunakan sosial media. Sesuai dengan teori ketergantungan, dimana seseorang akan bergantung pada suatu media untuk memenuhi kebutuhannya. Maka seseorang tersebut akan merasakan bahwa media itu sangatlah penting baginya. Contohnya saja selama corona, ada orang yang suka dengan memasak, sehingga ia akan memilih untuk menonton video tutorial memasak di Youtube daripada harus menonton video rekaman musik misalnya.

Dari sinilah yang memunculkan adanya kebutuhan di dalam penggunaan media sosial. Tetapi jika kegiatan seperti itu masih terus masih kerap kali dilakukan dalam tempo waktu yang cukup lama bisa saja menimbulkan kecanduan. Itulah yang akhirnya bisa mengganggu produktivitas seseorang dan kesehariannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline