Kota Bekasi, Sabtu (27/08/2022). Kota Bekasi yang memiliki jumlah penduduk sekitar 3.048 juta jiwa (2020) diperkirakan menghasilkan sampah per orang mencapai 0,64 kg per orang per hari. Sementara itu layanan pengangkutan sampah yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan Kota Bekasi baru mampu melayani kurang dari 55,45%. Itu artinya ada sekitar 44,25% sampah masih berserakan di Kota Bekasi setiap harinya. Sampah yang dihasilkan beragam mulai dari sampah organik, non organik, dan B3.
Kondisi ini semakin diperparah dengan meningkatnya jumlah sampah selama pandemic covid berlangsung. Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengharuskan masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah mengakibatkan perubahan pola konsumsi yaitu dengan adanya double wrapping dalam setiap pembelian. Tentunya masyarakat tidak dapat terlepas dari permasalahan sampah non organik. Relawan peduli lingkungan yang dimiliki oleh sekolah mitra yaitu SMP Negeri 9 dan 21 Kota Bekasi beranggotakan siswa-siswi yang memiliki kesadaran lebih terhadap pengelolaan lingkungan. Kegiatan ini dikembangkan dalam upaya menjaga lingkungan serta menghasilkan nilai ekonomi untuk setiap anggotanya.
Kondisi lingkungan sekolah memerlukan perhatian dari warga masyarakat, pimpinan sekolah, guru, tenaga administrasi, dan siswa. Lingkungan sekolah harus menjadi tempat yang nyaman untuk kegiatan pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas. Kondisi ini dapat meningkatkan citra dan profil sekolah menjadi lebih baik. Sampah menjadi salah satu bentuk konsekuensi dari adanya aktivitas manusia dan volumenya akan berbanding lurus dengan jumlah penduduk.
Apabila tidak ditangani secara efektif dan efesien, eksistensi sampah di alam tentu akan berbalik menghancurkan kehidupan di sekitarnya. Alam mempunyai peranan penting dalam pengolahan sampah secara otomatis, terutama untuk sampah organik. Namun kerja keras alam dalam mengurai sampah secara natural sangat tidak berimbang dibanding berjuta ton volume sampah yang diproduksi. Sedikit masyarakat yang sadar bahwa dengan memanfaatkan sampah non organik dapat menjadikan sampah bernilai ekonomis. Untuk itu perlu adanya pemahaman tentang konsep socialpreneurship.
Konsep socialpreneurship ini biasa diartikan sebagai konsep kewirausahaan yang memanfaatkan peluang bisnis yang ada di tengah masyarakat untuk kembali memberikan dampak positif bagi masyarakat luas.
Kehadiran Dosen UNJ beserta Tim membawa angin segar untuk sekolah mitra, selain memberikan pengarahan pendidikan lingkungan juga memberikan pengetahuan baru bagi sekolah mitra. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kedua sekolah mitra maka terdapat prioritas untuk peserta didik.
Prioritas permasalahan mitra yang akan ditangani dalam program ini antara lain:
- Permasalahan dalam sistem produksi sampah yang bernilai ekonomi tinggi.
- Rendahnya minat siswa dalam mengembangkan socialpreneurship.
- Permasalahan dalam pemasaran ketika produksi bijih plastik dari berbagai jenis botol plastik sudah dikelompokan.
Sebagai perwujudan dari pengabdian ini maka pada Sabtu, 27 Agustus 2022 dilaksanakanlah kegiatan pengabdian yang dimulai dengan penyampaian materi pertama oleh Prof. Dr. Budiaman, M.Si terkait Model Pendidikan Lingkungan Berkelanjutan.