Senang sekali rasanya ketika semalam saya mengetahui lewat twitter kalau penulis kesayangan saya “Linda Christanty” memenangkan Khatulistiwa Literary Awards 2010, sebuah penghargaan di bidang karya Sastra. Saya pertama kali mengenal secara pasti karya – karya Mba Linda di awal tahun 2010 ini. Awalnya, saya membaca profil Mba Linda di sebuah media online. Bukan Mba Linda yang kemudian menarik perhatian saya pertama kali, melainkan “Jurnalisme Sastrawi” yang membuat saya lebih tertarik.Iseng – iseng saya bermain ke blog Mba Linda di www.lindachristanty.com , dan taraaaa….. saya menemukan banyak tulisan yang ciaamiik disana. Karya Mba Linda yang pertama kali saya baca adalah Cerpen yang berjudul “Para Pencerita”, sebuah cerpen berlatar Aceh. Mba Linda memang menetap di Aceh pasca tsunami.
Tak banyak tentang Mba Linda yang saya ketahui, saya hanya tahu beberapa hal umum seperti karya – karyanya, dan multiprofesinya sebagai Jurnalis, Penulis, Cerpenis, Editor, Mantan aktivis, dan kini menjadi Pemimpin Redaksi Kantor Berita Aceh Feature Service.Kumpulan Cerpen pertamanya Kuda Terbang Maria Pinto meraih Khatulistiwa Literary Awards 2004 sebagai buku fiksi terbaik. Buku Kumpulan Laporan Jurnalistiknya yang berjudul “Dari Djawa Menuju Atjeh” baru – baru ini juga mendapat penghargaan dari Pusat Bahasa 2010. Selain dari buku – bukunya, Mba Linda juga mendapat penghargaan Suara Perempuan Award 2010 dari Radio Komunitas Perempuan Aceh dalam Kategory “Perempuan dan Media”.
Kini, nama Mba Linda Christanty kembali berkibar lewat buku kumpulan cerpennya yang berjudul “Rahasia Selma” yang semalam mendapat penghargaan Khatulistiwa Literary Awards 2010 Kategory Prosa. Buku ini berisi 11 cerpen karya Mba Linda : Pohon Karsen menceritakan tentang pelecehan seksual yang diterima seorang gadis kecil, Menunggu Ibu yang menceritakan derita seorang anak yang memiliki Ibu dengan penyakit jiwa. Seperti dalam 2 buku sebelumnya, Mba Linda konsisten mengangkat tema LGBTIQ, dalam Rahasia Selma akan kita temui Cerpen Kupu – Kupu Merah Jambu yang menceritakan tentang kehidupan seorang waria beserta trauma – trauma yang pernah dialaminya.
Selain itu, ada Mercusuar, sebuah cerpen yang mengangkat percintaan 2 orang Lesbian yang kemudian memutuskan hidup bersama. Berikutnya adalah Cerpen Rahasia Selma, menceritakan seorang anak yang mendapat pelecehan seksual dari Guru Olahraganya dan memiliki Ibu yang melakukan hubungan treesome dengan kedua temannya. Cerpen ini unik menurut saya, saya sempat bertanya – Tanya dalam hati, dapat inspirasi dari mana Mba Linda hingga mampu membuat cerpen dengan jalan cerita seunik ini. Cerpen Kesedihan, ini adalah cerpen favorite saya, menceritakan sepasang suami istri yang sudah bercerai namun masih tinggal bersama , mengangkat persoalan lewat pacar baru sang suami yang sering diajak menginap ke rumah mereka. Saya merasa hancur ketika membaca cerpen ini. Detail – detail yang sederhana digambarkan Mba Linda lewat kebiasaan – kebiasaan antara tokoh perempuan dengan suami, dan suami dengan pacar barunya, dan saya sangat suka endingnya.
Drama merupakan cerpen Mba Linda yang berbau politik. Dalam buku Dari Djawa Menuju Atjeh, Mba Linda juga kerap mengangkat laporan jurnalistiknya yang berbau politik termasuk di Aceh. Cerpen berlatar Aceh, seperti yang saya sudah sampaikan di atas yaitu cerpen Para Pencerita, cerpen ini sangat menarik buat saya, sama sekali jauh dari kesan membosankan. Satu lagi yang unik, Cerpen Jazirah Utara, disini saya menarik kesimpulan Mba Linda memenangkan hati tokoh perempuannya, dalam cerpen ini begitu kental dilema yang dialami oleh seorang perempuan, mungkin termasuk Mba Linda sendiri, saya, ataupun Anda para perempuan di luar sana. Lalu cerpen Ingatan, jujur saya kurang paham dengan pesan yang ingin disampaikan Mba Linda di dalam cerpen ini, tapi saya suka dengan kalimat pertamanya yang selalu ada dalam ingatan saya “Aku akan selalu ada selama kalian mengingatku” so simple.. Terakhir cerpen Babe, mengisahkan hubungan dunia maya, cerpen yang seru menurut saya.
Saya sangat..sangat.. suka dengan cerpen Kesedihan, dan satu cerpen lagi yang tak ada di Buku Rahasia Selma “Makan Malam”, saya nggak tahu gimana caranya Mba Linda bisa membuat cerpen se-mempesona itu, cerpen yang luar biasa menurut saya. Bagi saya Mba Linda adalah Cerpenis yang cerdas, dia tahu betul bagaimana caranya mengemas sebuah pesan dalam sebuah cerita yang sangat menarik didukung dengan pemilihan tema yang juga sangat menarik. She’s very talented. Selain cerpen, saya suka tulisan – tulisan Mba Linda lainnya, saya sebenarnya sedikit menyesal karena baru mengenal karya – karya Mba Linda di awal tahun ini. Dan akhirnya saya mau mengucapkan Selamat kepada Mba Linda untuk prosa terbaiknya dari Khatulistiwa Literary Awards 2010. Saya sangat..sangat suka dengan karyamu Mba :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H