Lihat ke Halaman Asli

DPR sama dengan Taman Kanak-kanak

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1298449308787778191

Tadi malam, salah satu stasiun televisi swasta menayangkan secara langsung rapat paripurna DPR mengenai hak angket mafia pajak. Sebagai orang awam yang tidak tahu dan tidak mau tahu mengenai apa yang dimaksud dengan hak angket mafia pajak, saya melihat dari sisi lain rapat paripurna tersebut. Saya hanya menonton tayangan tersebut pada bagian akhr rapat paripurna. Dan kesan saya, DPR adalah taman kanak-kanak. Sama seperti anak-anak TK, para anggota DPR susah untuk tertib, bahkan suasana cenderung gaduh tidak karuan. Ketika pimpinan rapat membacakan putusan final mengenai berapa yang setuju dan berapa yang tidak setuju mengenai hak angket mafia pajak, suasana di ruang rapat bukannya tenang dan mendengarkan pimpinan tetapi malah riuh dan tidak tertib. Bahkan beberapa anggota DPR berteriak-teriak menghadap pengeras suara sehingga suaranya terdengar di seantero ruangan. Hal apa yang diteriakannya pun tak jelas. Anggota DPR lain yang mendengar teriakan tidak jelas itu bukannya berusaha untuk tenang atau tidak menanggapinya, tetapi malah membalas dengan teriakan-teriakan tidak jelas lainnya. Dan lucunya pemimpin rapat tidak berusaha menenangkan suasana malah beberapa pimpinan rapat ikut-ikutan bertepuk tangan dan berteriak kegirangan tanpa alasan yang jelas. Di antara teriakan-teriakan tidak jelas bahkan ada yang membawa nama Tuhan. Lucunya, pemimpin utama rapat seperti tidak bisa menenangkan suasana, seperti kehilangan wibawa. Atau memang pemimpin rapat tidak harus dihormati dalam forum tersebut? Entahlah. Tapi yang jelas perilaku wakil rakyat dalam rapat paripurna sama sekali jauh dari kata khidmat atau tertib. Lantas apa bedanya anggota DPR dengan bonek jika ternyata dalam menanggapi keputusan rapat anggota DPR meluapkan rasa kecewa atau senang yang berlebihan? Bagaiman kita bisa percaya terhadap sekelompok orang yang tidak bisa menghormati jalnnya rapat? Tidak adakah kesadaran bahwa mereka merupakan pejabat yang dihormati yang seharusnya berperilaku lebih terpelajar? Seharusnya mereka menghormati rapat paripurna sebagai forum tertinggi dalam DPR dengan menjalankannya dengan tertib dan tenang. Seharusnya mereka mengerti jika ada ketidaksetujuan terhadap suatu pendapat atau hasil rapat, berteriak dan membuat kegaduhan bukanlah solusinya. Sungguh miris melihat orang-orang yang mengesampingkan etika membuat Undang-Undang untuk bangsa ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline